Tag: Rupiah

  • Dolar Masuk Rp15.200, Posisi Tertinggi Sejak Oktober 2018

    Dolar Masuk Rp15.200, Posisi Tertinggi Sejak Oktober 2018

    Jakarta (SL)-Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhirnya tembus ke level Rp15.000. Ini adalah pertama kalinya dolar AS menyentuh level tersebut pada tahun ini. Angka ini tercatat meningkat 300 poin atau 2% sepanjang hari ini.

    Demikian dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (17/3/2020). Hingga pukul 14.40 WIB, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.940-15.200. Tadi pagi, dolar AS tercatat masih berada di level Rp 15.010.

    Mengutip data RTI, posisi Rp 15.200 merupakan  . Saat itu, dolar AS sempat menyentuh level Rp 15.307. Adapun pada sore ini, nilai tukar dolar AS dari data RTI menguat 200 poin atau 1,34%. Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah ada di level Rp 15.125.

    Dolar AS siang ini paling kuat menekan rupiah, yen Jepang, dan won Korea Selatan. Sebaliknya paling kuat ditekan oleh rupee India, dolar Kanada, dan dolar Hong Kong. Sementara rupiah siang ini kalah unggul terhadap seluruh mata uang. Rupiah paling kuat ditekan oleh rupee India, dolar Hong Kong, dan dolar Kanada. (Red)

  • Nilai Tukar Rupiah Menguat Hingga Rp.14.334 per Dollar AS

    Nilai Tukar Rupiah Menguat Hingga Rp.14.334 per Dollar AS

    Jakarta (SL) – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.334 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot pagi ini, Jumat (30/11). Posisi ini menguat 48 poin atau 0,34 persen dari kemarin, Kamis (29/11).

    Di kawasan Asia, sejumlah mata uang berada di zona hijau bersama rupiah, seperti peso Filipina yang menguat 0,09 persen, yen Jepang 0,07 persen, dolar Singapura 0,01 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.

    Sementara, dolar Singapura stagnan. Namun, beberapa mata uang justru bersandar di zona merah. Ringgit Malaysia melemah 0,08 persen, baht Thailand 0,08 persen, dan won Korea Selatan 0,06 persen. Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, euro Eropa minus 0,05 persen, franc Swiss minus 0,03 persen, dolar Kanada minus 0,02 persen. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,13 persen. Sementara dolar Australia stagnan.

    Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan melanjutkan penguatan hari ini karena ditopang oleh sentimen dari dalam negeri berupa pernyataan dari bank sentral AS, The Federal Reserve.  “Arah suku bunga yang cenderung netral membuat kenaikan dolar AS tertahan sehingga memberikan kesempatan pada rupiah untuk berbalik menguat,” ujarnya, Jumat (30/11).

    Selain itu ada pula sentimen dari dalam negeri berupa pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,0-5,4 persen pada tahun depan dengan inflasi yang masih terkendali di 3,5 persen plus minus 1 persen. (cnn)

  • Presiden Apresiasi Langkah Tegas BI Jaga Rupiah

    Presiden Apresiasi Langkah Tegas BI Jaga Rupiah

    Jakarta (SL) – Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya atas kinerja Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Hal ini disampaikan Presiden saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, pada Selasa, 27 November 2018. “Bahwa di tengah gejolak ekonomi global yang mengguncang kita, Bank Indonesia terus berusaha menjaga kurs Rupiah. Kita sadar betul betapa beratnya pertempuran dari hari ke hari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan,” kata Presiden dalam sambutannya.

    Sejumlah langkah yang ditempuh Bank Indonesia guna menstabilkan nilai tukar Rupiah antara lain melakukan dual intervension di pasar uang dan pasar modal (SBN), serta terus menjaga daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi dengan manajemen suku bunga. “Alhamdulillah dalam dua-tiga minggu terakhir, Rupiah menguat signifikan dan kemarin saya lihat sudah kembali ke kisaran Rp 14.500 per dolar Amerika Serikat,” ucap Presiden.

    Presiden secara khusus memuji langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga Rupiah sebesar 0,25 persen (25 bps) menjadi 6 persen. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan ketegasan BI mengantisipasi dinamika ekonomi global. Langkah ini diluar prediksi para ekonom. “Yang saya anggap berani itu bukannya besarnya kenaikan, tapi kejutannya itu. Karena saya membaca laporan bahwa 31 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, hanya tiga yang punya ekspektasi BI akan menaikkan bunga hari itu,” ungkapnya.

    Hasilnya, langkah kejutan BI tersebut disambut positif oleh pasar. Menurut Presiden, BI telah menunjukkan ketegasan, menunjukkan determinasinya untuk membentengi Rupiah. “Bisa saja disebut taringnya Bank Indonesia keluar. Keberanian seperti inilah yang kita butuhkan, disaat menghadapi kondisi ekonomi dunia yang sekarang ini, kita melihat banyak ketidakpastian,” ujar Presiden.

    Turut mendampingi Presiden dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia ini antara lain, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Selain itu tampak hadir juga Wakil Presiden RI ke-11 Boediono, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja. (rls)