Tag: Susilo Bambang Yudhoyono

  • Silahturahmi Kerumah SBY, JK Ngaku Nggak Bahas Politik

    Silahturahmi Kerumah SBY, JK Ngaku Nggak Bahas Politik

    Jakarta (SL) – Senin malam (25/6/2018) sekitar pukul 20.00 Wib Jusuf Kalla didampingi istrinya Mufidah Kalla mendatangi rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kedatangan JK ini dalam rangka silahturahmi dalam rangka hari Raya Idul Fitri.

    “Kami kan Silaturahim, Idul Fitri. Beliau ini bagi saya sebagai saudara, sahabat,” kata JK seusai pertemuan di Kediaman SBY yang berlangsung mulai pukul 20.00 WIB dikutip dari Antara News.

    Dituliskan Antara, bahwa pertemuan berlangsung kurang lebih selama satu jam lebih lima menit tersebut, menurut JK tidak membicarakan politik baik pilkada maupun pilpres.

    Hal senada diungkapkan mantan Presiden SBY. “Kita ga bicara politik,” katanya. SBY mengatakan, pembicaraan mereka lebih terkait cucu-cucu mereka. Hal ini juga diamini oleh Wapres JK.

    Sementara itu, Wapres JK di dampingi Ibu Mufidah Jusuf Kalla mengenakan batik berangkat dari rumah dinas Wapres, Jl Diponegoro pada pukul 19.48.

    Wapres JK tiba di kediaman Presiden ke-6 tersebut pada pukul 20.00 langsung disambut dengan hangat oleh SBY beserta Ani Yudhoyono dan putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono. (Net)

  • SBY Ungkap Oknum BIN, Polri, dan TNI Tak Netral di Pilkada

    SBY Ungkap Oknum BIN, Polri, dan TNI Tak Netral di Pilkada

    Jakarta (SL) – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan ada oknum di Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, dan TNI yang tidak netral dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018.

    SBY mengaku sudah berulang kali meminta agar ketiga lembaga negara itu netral dalam setiap pesta demokrasi lima tahunan berlangsung. “Tetapi yang saya sampaikan ini cerita tentang ketidaknetralan elemen atau oknum, dari BIN, Polri, dan TNI itu ada, nyata adanya, ada kejadiannya, bukan hoaks. Sekali lagi ini oknum,” kata SBY dalam jumpa pers di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/6).

    SBY menyatakan sebelumnya sudah menyampaikan agar negara, pemerintah, BIN, Polri, dan TNI netral ketika melakukan kunjungan ke Madiun, Jawa Timur, pada 18 Juni lalu. Presiden ke-6 RI itu berharap negara serta perangkat lainnya bisa netral. “Selama 10 tahun saya tentu kenal negara, pemerintah, BIN, Polri, dan TNI. Selama 10 tahun itu lah doktrin saya, yang saya sampaikan, negara, pemerintah, BIN, Polri, dan TNI netral,” ujarnya.

    Menurut SBY, dirinya menyampaikan hal tersebut merupakan bentuk tanda sayang kepada BIN, Polri, dan TNI untuk tidak keliru bersikap dalam gelaran Pilkada maupun Pemilu yang akan datang.

    SBY menyatakan dirinya berani menyampaikan hal ini lantaran memiliki bukti dan mengetahui kejadian tersebut dari laporan orang-orang yang ada disekitarnya. Untuk itu, SBY memberanikan diri mengungkapkan ini mewakili rakyat yang merasa khawatir untuk bicara lantang. “Kalau pernyataan saya ini membuat Intelijen dan kepolisian kita tidak nyaman dan ingin menciduk saya, silakan,” kata dia.

    “Mengapa saya sampaikan saudara-saudara ku. Agar BIN, Polri, dan TNI netral. Karena ada dasarnya, ada kejadiannya,” ujarnya menambahkan.

    SBY lantas membeberkan dugaan ketidaknetralan yang dilakukan oknum BIN, Polri, dan TNI dalam Pilkada. Pertama-tama SBY mencontohkan dugaan ketidaknetralan alat negara itu pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

    Menurut SBY, terdapat kejanggalan ketika itu, saat Polri beberapa kali memeriksa mantan calon wakil gubernur DKI Jakarta, yang Demokrat usung, Sylviana Murni dan juga suaminya Gde Sardjana. “Termasuk kurang sekian jam pemungutan suara, namanya Antasari keluarkan statement yang merusak kredibilitas SBY,” kata dia.

    SBY melanjutkan dugaan ketidaknetralan juga terjadi pada Pilgub Papua. Menurutnya calon gubernur Papua yang Demokrat usung, Lukas Enembe diminta oleh petinggi Polri dan BIN untuk melakukan sesuatu yang tidak sepatutnya. “Seorang gubernur kebetulan ketua Partai Demokrat Papua diminta untuk menerima seorang jenderal polisi jadi wakilnya, cawagub dan memenangkan partai tertentu dan bukan partai Demokrat. Saya kira keterlaluan,” tuturnya.

    SBY juga mengungkap tak netralnya Polri dalam Pilgub Kalimantan Timur. Ia menyatakan calon yang diusung pihaknya hampir tak bisa maju karena diperkarakan oleh pihak kepolisian.

    Perkara itu muncul, kata SBY lantaran calon yang pihaknya usung menolak permintaan calon wakil gubernur dari kepolisian.

    Tak sampai di situ, SBY menyebut terdapat kejanggalan juga pada Pilgub Jawa Timur. Menurutnya, serikat pekerja yang ingin mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, para koordinatornya dipanggil pihak kepolisian.

    “Yang bersangkutan akan berkunjung ke suatu pabrik di wilayah Jawa Timur batal sesaat karena menurut info yang saya terima yang punya (pabrik) ditelepon oleh pihak kepolisian,” kata dia.

    Lebih lanjut, SBY mengatakan dalam gelaran Pilgub Riau dirinya juga mendapat laporan petinggi TNI diminta oleh petinggi BIN untuk memenangkan pasangan tertentu. Namun, menurutnya, petinggi TNI itu bersumpah akan netral.

    “Di Maluku kejadian, di Aru semua sudah mengikuti. Di Jawa Barat yang baru saja saya saya dengar, apa harus rumah dinas mantan wakil gubernur, harus digeledah,” kata dia.

    “Saya mohon dengan segala kerendahan hati, netral lah negara, netral lah pemerintah, netral lah BIN, Polri, dan TNI,” kata SBY.

    Info diperoleh beredar di copas sebelah (CNNI/Red)

  • AHY Gaet Pemilih Milenial Lampung Dukung Ridho-Bachtiar

    Bandarlampung (SL) – Partai Demokrat serius menggarap pemilih milineal untuk memenangkan pasangan Muhammad Ridho Ficardo – Bachtiar Basri di Pemilihan Gubernur Lampung 2018. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disiapkan Demokrat untuk mendekati mereka.

    Levi Tudzaidi Ketua Badan Pembinaan Organisasi dan Kaderisasi Keanggotaan (BPOK) DPD Demokrat Lampung, mengatakan, untuk mengaet milenial di Lampung, AHY menyambangi beberapa universitas di Lampung. “Hari ini, AHY memberikan kuliah umum di Polinela, dilanjutkan ke Universitas Lampung ,” kata levi, Sabtu (12/5/2018).

    AHY adalah putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat yang juga mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Namanya mulai dikenal luas ketika dicalonkan oleh koalisi partai politik; Demokrat, PKB, PPP, dan PAN, pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.

    Menurut Levi, tingginya antusiasme generasi muda di Lampung menjadi alasan bagi putera sulung SBY itu untuk terjun penuh ke dunia politik, mengabdikan diri kepada bangsa dan negara. “AHY menekankan bahwa muda adalah kekuatan. Kekuatan dalam pemikiran dan tindakan. Muda juga adalah keberanian untuk melakukan perubahan ,” kata dia.

    Untuk itu AHY menyebutkan Demokrat menjadi partai yang siap merangkul dan memajukan generasi muda dalam pentas politik maupun dalam perannya berdedikasi kepada bangsa dan negara. “Partai Demokrat harus sanggup memenangkan hati dan pikiran anak-anak muda ini, bukan hanya karena secara elektoral jumlah mereka besar, tapi karena mereka yang menentukan masa depan bangsa,” kata dia.

    Usai menghadiri acara di dua universitaa tersebut, AHY di agendakan akan menyapa generasi milineal di Kota Metro. “Setelah ini, AHY langsung ke Kota Metro untuk kampanye akbar di Lapangan 16 C. Selain AHY, Ketua Umum Demokrat juga akan terjun langsung ke sana,” katanya.(mrf)

  • SBY Tak Hadiri Debat Kandidat, Ini Kata Koordinator JKL Joni Fadli

    Bandarlampung (SL) – Ketidakhadiran mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama cagub petahana Lampung Ridho Ficardo membuat rakyat Lampung bersyukur.

    Hal ini disampaikan Koordinator Jaringan Kerakyatan Lampung (JKL) Joni Fadli menanggapi rencana kehadiran Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama petahana cagub Lampung Ridho Ficardo dalam debat putaran ketiga cagub dan wagub Lampung, di Novotel, Bandarlampung, Jumat (11/5).

    Menurutnya, sudah seharusnya mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terhormat tidak ikut menunjukkan diri secara terbuka mendukung calon gubernur petahana Ridho Ficardo. “Sudah seharusnya Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) malu ikut acara debat kandidat bersama rombongan Ridho Ficardo yang mempunyai masalah dengan kekerasan seksual pada perempuan,” ujar dalam rilis persnya, di Bandarlampung, Jumat (11/5).

    Kalau hadir menurutnya, masyarakat Lampung pasti heran dan bertanya mengapa SBY dan AHY justru secara terbuka mendukung Ridho Ficardo yang selama ini sudah dikenal tidak punya prestasi, tukang selingkuh dan pelaku kekerasan seksual. “Rakyat Lampung menurutnya sangat menghormati mantan presiden SBY. Kehadiran SBY di sini akan merugikan Partai Demokrat dan SBY sendiri,” ujarnya.

    Ia yakin ketidak hadiran SBY dan AHY mendampingi Ridho Ficardo karena SBY sudah mendapatkan masukan dari cabang Partai Demokrat di Lampung tentang sepak terjang gubernur Ridho Ficardo yang juga sebagai Ketua Partai Demokrat Lampung. “SBY sangat bijaksana. Kawan-kawan di Partai Demokrat di Jakarta juga tidak akan membuat SBY celaka. Setahu saya Partai Demokrat di Lampung saja malu punya ketua seperti Ridho Ficardo, ” ujarnya.

    Jaringan Kerakyatan Lampung (JKL) sejak 2017 mengkritisi program-program pemerintahan Ridho Ficardo dan sudah menyoroti perselingkuhan Ridho-Sinta sejak tahun lalu. JKL sudah melakukan aksi-aksi massa untuk menuntut agar skandal Ridho Ficardo-Sinta dibongkar.

    JRL juga telah melaporkan kasus skandal tersebut ke DPR-RI pada Maret 2018 dan April 2018. Pada Agustus 2017 JRL kembali melaporkan skandal tersebut ke DPR-RI dan Mabes Polri.

    Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung dalam Pilkada 2018 kali ini dihadiri oleh pasangan Ridho Ficardo – Bachtiar, pasangan Herman HN – Sutono dan Pasangan Arinal Djunaidi – Chusnunia Chalim (Nunik) dan calon wagub A. Jazuli tanpa cagub Mustafa yang sedang ditahan dalam penjara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta. (rls)

  • M Ridho Ficardo, Sambut Kedatangan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono

    M Ridho Ficardo, Sambut Kedatangan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono

    Bandarlampung (SL) – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Lampung, Muhammad Ridho Ficardo, menyambut kedatangan Ketua Umum Susilo Bambang Yudoyono (SBY) di Bandara Raden Intan II, Jumat (11/5/2018).

    Kedatangan pimpinan umum partai berlambang Mercy ke Bumi Ruwai Jurai ini untuk melakukan kampanye akbar pasangan calon Ridho-Bachtiar di lapangan 16 C kota Metro.

    Levi Tuzaidi LO paslon Ridho-Bachtiar mengatakan, kedatangan SBY ke Lampung untuk Kampanye di lapangan 16 C Metro. “Agendanya hari SBY akan hadiri debat publik di Novotel. Di lanjutkan besok akan melakukan kampanye di Metro bersama dengan Agus Harimurti Yudoyono (AHY),” katanya.

    Berikut ini agenda SBY di Lampung hari ini:

    Jum’at, 11 Mei 2018, Bandar Lampung. [Jam : 12:40] Penjemputan Ketua Umum DPP Demokrat Bapak Susilo Bambang Yudhoyono di Bandara Raden Inten II Lampung. Langsung Menuju Hotel Novotel Lampung. (mengenakan jaket demokrat)

    [Jam : 15:30] SBY Pertemuan Forum Rektor dan Civitas Akademik se-Provinsi Lampung. (mengenakan Batik)

    [Jam : 18:30] Sudah harus tiba di Hotel Novotel Lampung Mengikuti Debat Kandidat, yang di selenggarakan oleh KPU Provinsi Lampung. (mengenakan kemeja hijau + jaket hijau). (rls)

  • Sjachroedin ZP dan Zulkifli Anwar Terlihat Bersama SBY di Bandara

    Sjachroedin ZP dan Zulkifli Anwar Terlihat Bersama SBY di Bandara

    Bandarlampung (SL) – Ketua Umum DPP Partai Demokrat Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tiba di Lampung. Saat mendarat di Bandara Raden Intan Lampung Selatan, Jumat (11/5/2018), tampak mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP dan anggota DPR RI Zulkifli Anwar.

    Kedatangan mantan Presiden RI itu disambut Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Lampung, Muhammad Ridho Ficardo. Kedatangan SBY ke Lampung untuk melakukan kampanye akbar pasangan calon Ridho-Bachtiar di lapangan 16 C Kota Metro.

    Liasion Officer (LO) paslon Ridho-Bachtiar, Levi Tuzaidi mengatakan, kedatangan SBY ke Lampung untuk Kampanye di lapangan 16 C Metro.

    Direncanakan SBY akan hadiri dalam debat publik di Novotel, Jumat (11/5/2018) malam. Kemudian Kamis sore, SBY melakukan pertemuan dengan Forum Rektor dan Civitas Akademik se-Provinsi Lampung.

    Kemudian, Sabtu (12/5/2018), dilanjutkan melakukan kampanye terbuka di Metro bersama dengan Agus Harimurti Yudoyono (AHY). Dalam kampanye akbar di Metro, Paslon Ridho-Bachtiar menghadirkan grub band Jamrud (red)

  • Dukung Jokowi, SBY Bisa Tiadakan Poros Ketiga

    Dukung Jokowi, SBY Bisa Tiadakan Poros Ketiga

    Susilo Bambang Yudhoyono (Foto/Dok/Net)

    Jakarta (SL) – Rapimnas Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3/2018) membuat perubahan peta politik menjelang Pilpres 2019.

    Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo hadir. Saat itu ia menyebut dirinya seorang demokrat.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sinyal dukungan kepada Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

    “Pak Presiden ( Jokowi). Jika Allah menakdirkan, senang partai Demokrat bisa berjuang bersama bapak,” ujar SBY.

    Demokrat ini otomatis meniadakan kemungkinan munculnya poros ketiga.

    Sebelumnya, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN) bertemu membahas poros ketiga pada Kamis (8/3/). Tiga partai itu bisa mengusung calon presiden.

    Mereka memenuhi syarat 20% kursi di DPR untuk mengusung calon presiden. Demokrat memiliki 61 kursi atau 10,9% kursi DPR, PAN mempunyai 48 kursi atau 8,6% kursi DPR. PKB memiliki 47 kursi atau 8,4% kursi DPR. Jika dijumlahkan menjadi 156 kursi atau 27,9%.

    Jika Demokrat bergabung mendukung Jokowi, maka Joko Widodo akan didukung 352 kursi di DPR atau 62,9%. Itu artinya poros ketiga gugur dengan sendirinya, karena PAN dan PKB hanya 17% atau tidak memenuhi syarat untuk mengajukan calon presiden sendiri.

    Seni Politik Ala SBY

    Menurut Jerry Massie, pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI), keinginan Demokrat untuk mendukung Joko Widodo adalah manuver politik.

    Hal itu, kata Jerry, bisa terlihat dengan kehadiran anak SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di istana.

    “Ini adalah manuver politik Demokrat yang di belakangnya ada SBY. Sebetulnya ini seni politik yang lagi dimainkan SBY. Dia sudah membaca bahwa AHY tipis untuk menang maka jalan satu-satunya masuk gerbong pemerintahan otomatis mendukung Jokowi,” kata Jerry dalam siaran pers Minggu (11/3/2018).

    Jerry menuturkan, jika membaca konstelasi politik selama ini, maka Demokrat pasti akan mendukung Joko Widodo.

    “Kalau SBY lihai membaca peta dan konstelasi politik bahkan matematika politik. Saya sudah menduga sinyal semokrat mendukung Jokowi,” ucapnya.

    Tetapi, jelas Jerry, Partai Demokrat akan tetap memajukan AHY agar elektabilitsnya naik.

    “Politik terkadang gaming harus ada strategi offensive dan defense. Kali ini Demokrat bermain save,” kata dia.

    Ditambahkannya, pembicaraan AHY – Jokowi bisa jadi ke arah afiliasi politik Demokrat-PDIP bahkan Golkar.

    “Saya yakin Demokrat akan memberikan dukungan pada Jokowi. Tapi jika komunikasi dengan Mega kurang ini bisa berubah,” tuturnya.

    Menurut Jerry, Partai Demokrat cerdas membaca situasi politik. Karenanya, lebih memilih mengikuti perkembangan survei.

    “Mereka (Partai Demokrat) tahu kapan bertahan dan menyerang, sekalipun mengorbankan kadernya jika ada figur potensial di luar demokrat seperti Jokowi, maka akan direkrut. Mereka terus mengikuti survey. Mana potensial menang itu bakal di dukung,” ujar Jerry