Tag: Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

  • Cantiknya Raflesia Arnoldii yang Mekar di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

    Cantiknya Raflesia Arnoldii yang Mekar di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

    Tanggamus (SL) – Bunga raflesia Arnoldi mekar dan tumbuh subur di TNBBS BPTN 1 Semaka Resort Sukaraja atas Tanggamus, Lampung.

    Bunga rafflesia arnoldii ditemukan pertama kali pada 1818, oleh dua pria asal Inggris bernama Dr. Joseph Arnold dan Sir Thomas Stamford Raffles, di hutan tropis Sumatera.

    Diperkirakan ada 33 spesies bunga Rafflesia di seluruh dunia, 14 diantaranya tumbuh di Indonesia, yang mana 11 jenisnya tumbuh di Pulau Sumatera. Selain tumbuh di Indonesia, bunga ini juga ditemukan tumbuh di Semenanjung Malaya, Thailand dan Filipina.

    Bunga raflesia Arnoldi kini sedang mekar dan tumbuh subur di TNBBS BPTN 1 Semaka Resort Sukaraja atas Tanggamus, Rabu 11 Agustus 2021.

    Raflesia Arnoldi yang mekar di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Rabu, 11 Agustus 2021.

    Tidak hanya satu ada 4 bunga yang sedang mekar dan mulai layu dan rata-rata berukuran diameter 80 cm.

    Ada tiga lokasi tempat tumbuhnya bunga Raflesia Arnoldi di TNBBS  wilayah perbatasan Kabupaten Tanggamus dengan Kabupaten Pesibar yang terdekat ada di lokasi tidak jauh dari pos jaga TNBBS masuk 30 meter dari jalan lintas barat.

    Menurut Zubaidi Kepala Resot Sukaraja atas TNBBS ada juga  4 bunga raflesia Arnoldi dalam 15 hari kedepan akan mekar dan beberapa calon bunga dalam jangka waktu 4 hingga 7 bulan kedepan akan mekar.

    “Kisaran bulan Juli – Agustus 2021 sudah ada 4 bunga Raflesia Arnoldi yang mekar di TNBBS ini rata-rata berukuran diameter 80 cm dan sekitar 3 lagi menurut perkiraan akan mekar kisaran 15 hari kedepan”, jelasnya saat di lokasi bunga raflesia Arnoldi.

    “Untuk ukuran bunga raflesia Arnoldi yang akan mekar kisaran 3 bulan hingga 4 bulan bahkan 7 bulan mendatang masih banyak bermunculan”, terangnya.

    Banyak pengunjung baik dari dalam dan luar daerah yang mau  berkunjung melihat keindahan bunga langka dan terbesar di dunia ini, terpaksa harus kecewa dan putar balik, pasalnya pihak Balai TNBBS menutup lokasi tersebut terkait dengan pandemi covid-19 dan PPKM guna mencegah krumunan dan memutus mata rantai penyebaran covid-19.

    Melansir dari Library of Congress (loc.gov), bunga Raffllesia Arnoldii dikenal sebagai bunga tunggal terbesar di dunia. Bunga ini memiliki kisaran diameter 70 hingga 110 cm. Beratnya bisa mencapai 10 kilogram.

    Rafflesia arnoldii bisa ditemukan di ketinggian 35 hingga 600 meter di atas permukaan air laut. Menurut Agus Susatya dalam buku Rafflesia: Pesona Bunga Terbesar di Dunia (2011), bunga ini biasanya berwarna oranye hingga oranye tua dan mengeluarkan bau busuk untuk mengundang serangga. (Hardi)

  • BBTN BBS Bentuk Tim Penggiringan dan Tim Back Up Untuk Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah

    BBTN BBS Bentuk Tim Penggiringan dan Tim Back Up Untuk Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah

    Kotaagung (SL) – “Jika manusia lebih penting dan tinggi kedudukannya, lalu mengapa kita meributkan kematian seekor Gajah atau Harimau Sumatera yang dibunuh oleh manusia? Mengapa kita perlu repot-repot melakukan upaya konservasi keanekaragaman hayati?”, pernyataan Emil Salim ini dikutip oleh Dirjen KSDAE Ir. Wiratno, M.Sc, disampaikan melalui pemaparannya pada acara Rakornis Bidang KSDAE Tahun 2018 tanggal 17 Oktober 2018 di Jakarta.

    Pernyataan Emil Salim yang dikutip oleh Dirjen KSDAE sangat relevan dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh Balai Besar TNBBS saat ini. Kunjungan Direktur KKH ke Balai Besar TNBBS tanggal 3 Oktober 2018 dalam upaya mencari solusi konflik Gajah dan Manusia di KPHL Kotaagung Utara yang berbatasan langsung dengan kawasan TNBBS, merupakan upaya konservasi keanekaragaman hayati. Konflik Gajah dan Manusia apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan efektif, dapat menimbulkan korban dari pihak manusia maupun dari Gajah Sumatera sendiri. “Konflik Gajah dan Manusia ini telah menyebabkan 2 orang meninggal dunia, yaitu pada Bulan Juli dan Bulan Agustus lalu. Apabila tidak segera dilakukan upaya mitigasi, dikhawatirkan akan mengancam keberadaan kelompok gajah ini”, ujar Kepala BPTN II Liwa Amri, S.H.,M.Hum.

    Kepala Balai Besar TNBBS Ir. Agus Wahyudiyono di Kantor Balai Besar TNBBS Kotaagung pada hari ini tanggal 25 Oktober 2018, menyampaikan telah dilakukan pertemuan pembahasan penanganan konflik gajah dan manusia di sela-sela Rakornis KSDAE 2018. “Pertemuan yang dilakukan tanggal 17 Oktober kemarin, dihadiri oleh: Bapak Dirjen KSDAE; Direktur KKH; Kepala BPTN II Liwa; Kepala SKW III Balai KSDA Bengkulu dan Pak Nazar yang mewakili Forum Mahout. Keputusan penting pada pertemuan ini menetapkan akan dilakukan upaya penanggulangan konflik atau mitigasi serta membentuk Tim Penggiringan dan Tim Back Up. Melalui kegiatan penjagaan dan penggiringan oleh Tim Penggiringan yang beranggotakan 15 orang, yang berasal dari ERU TNWK, Balai Besar TNBBS, BKSDA Bengkulu dan KPHL Kotaagung Utara, bertugas untuk mengarahkan Kelompok Gajah kembali ke kawasan TNBBS, dan Tim Back Up melakukan sosialisasi agar masyarakat tenang dalam menghadapi konflik tersebut. Selain itu, akan dilakukan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat dan pendidikan Mahout”, papar Agus.

    “Berdasarkan arahan dari Kepala Balai Besar TNBBS yang sedang mengikuti Rakornis, Kami menindaklanjuti hasil pertemuan tanggal 17 Oktober 2018 dengan mengadakan Rapat Penanggulangan Konflik Gajah Manusia di Kantor Balai Besar TNBBS Kotaagung pada Hari Jumat tanggal 19 Oktober 2018. Telah ditetapkan jadwal piket penggiringan dan blokade untuk tanggal 22 Oktober sampai dengan 5 November 2018”, kata Kepala Bidang Teknis Konservasi Ismanto, S.Hut.,M.P.

    Kelompok Gajah Konflik yang diperkirakan berjumlah 12 ekor terpantau berada di Daerah Talang Muara Padang Blok 6 Register 39 Kotaagung Utara pada tanggal 20 Oktober 2018. “Yang dapat Kami lihat dilapangan ada 8 ekor, kemungkinan 4 ekor lainnya terpisah dan kami berusaha mencari keberadaannya. Rombongan Gajah liar sampai dengan tanggal 24 Oktober sudah di Blok 7 di Talang Sinar Gunung di titik kordinat 0432857. 9410509. Rombongan Gajah liar di blok 7 Talang Sinar Gunung sudah 2 malam”, ujar Kepala Resort Ulu Belu Sukirno.

    Sampai dengan saat ini, Kelompok Gajah Konflik telah terpantau sebanyak 12 ekor (bergabung kembali menjadi satu kelompok). Kelompok Gajah telah bergeser ke Blok 8 Register 39 Kotaagung Utara,  Tim Penanggulangan Konflik Gajah dan Manusia bersama masyarakat dan Mitra Kerja Balai Besar TNBBS masih melakukan penjagaan.

    Mari berbagi ruang hidup secara seimbang, Gajah Lestari Masyarakat Sejahtera…

    Sumber : Humas Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan