Tag: Tanggamus

  • Ambulance Desa Seruduk Motor Pasien Tewas

    Ambulance Desa Seruduk Motor Pasien Tewas

    Tanggamus(SL)- Hendak mengantar pasien rujuk, Mobil Ambulance milik Pekon Kampung Baru bernopol BE-2146-YX tergelincir dan terguling di dekat masjid Mujahidin, lintas barat Kabupaten Tanggamus, tepatnya di Pekon Banjarnegeri, kecamatan Gunung Alip, Jum’at 11 Maret 2022.

    Saksi mata Kasno menuturkan, saat sedang mencuci motor terkejut mendengar suara rem mobil kemudian dirinya melihat mobil dalam keadaan terguling. Kasno juga mengatakan jika mobil dari arah Kota Agung itu menuju Pringsewu dengan kecepatan tinggi. “Ambulance melaju kencang dan perkiraan saya menghindari sepeda motor, tapi masih kena motor itu,” katanya.

    Terlihat dalam ambulance terdapat lima penumpang yang masih satu keluarga, dengan maksud mengantar pasien. Akibat kecelakaan tersebut pasien meninggal ditempat akibat terjebit batang pohon coklat, sedangkan sopir mengalami luka-luka dan satu penumpang mengalami patah tulang, kemudian oleh warga semua penumpang di evakuasi ke rumah sakit terdekat.

    Karena keterbatasan alat, warga harus berjibaku dalam waktu yang lama saat mengevakuasi korban yang terjepit. Sementara pengendara motor yang diseruduk Mobil Ambulance harus kehilangan tiga jari dikarenakan putus, untuk penumpang yang dibonceng tidak mengalami luka, hingga berita ini diterbitkan belum ada keterangan lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut. (Wisnu)

  • Disela-sela Kunjungan Bupati, Pj Pekon Ulu Semong Ungkap Dugaan Yang Dilakukan Mantan Kakon BHS

    Disela-sela Kunjungan Bupati, Pj Pekon Ulu Semong Ungkap Dugaan Yang Dilakukan Mantan Kakon BHS

    Tanggamus(SL)-Setelah purna jabatan sebagai kepala Pekon Ulu Semong, mulai terkuak dugaan penyalahgunaan kedudukan dan kurang adanya ketransparanan dalam melaksanakan tugasnya yang dilakukan oleh BHS Mantan Kepala Pekon (Kakon). Hal tersebut di sampaikan Harinda PJ kakon setempat disela-sela menyambut kunjungan Bupati.

    “Benar secara resmi saya selaku PJ belum serah terima jabatan, dan saya merasa kurang di hargai terlihat salah satu kaur akan menggunakan ambulance asal maen comot tanpa permisi, saya menunggu itikat baiknya,”ujarnya Rabu, 23 Februari 2022.

    Di tempat terpisah Suwito (ketua BHP/BPD) mengatakan sejak dirinya dan 4 anggota lainya di nyatakan sebagai BHP belum pernah menerima ataupun melihat SK nya. “Terus terang saja pak dan di tanya siapa saja jawaban saya sama tidak akan berubah karena memang itu faktanya, bahwa sejak pak Bahsan dilantik saya hanya meneruskan sebagai ketuanya dan sampai purna jabatan saya belum pernah melihat SK kami BHP,” ungkapnya.

    Pihaknya sering menanyakan keberada SK tersebut selalu mendapat jawaban yang tidak jelas. “Katanya SK nya ada di kecamatan, di tanya disana sudah ada di pekon jadi males mo nanyain lagi, setelah kami selesai tugas baru kali ini saya memegang SK, karena persiapan tahapan pilkakon kami di angkat kembali,” jelasnya

    Saat awak media menanyakan terkait tugas dan kewenangan BHP, Suwito menjawab seraya mencibir. “Wong SK aja gak diperlihatkan apalagi kopian RAB pekon pak, padahal modal kami melakukan pengawasan adalah RAB tersebut, sementara kalau kami tidak mempunyai itu bagaimana kami melakukan pengawasan penggunaan dana desa pak,”tuturnya.

    Tambahnya, ia juga menjelaskan jika fungsinya hanya nampak sewaktu menyelenggarakan musdes, setelah  menentukan skala prioritas. Pihaknya di tinggal dan tidak tahu apa-apa lagi, saat akan pengajuan RAB maupun SPJ pihak pekon tidak memberi kesempatan membaca dengan alasan buru-buru akan segera di bawa ke kecamatan.

    Bahkan saat pelaporan pertanggungjawaban Suwito tidak pernah di mintai tandatangan dan pengecapan. “Nah itu pak merekakan punya stempel BHP mungkin saya hanya di paraf saja, sementara selama ini saya menanyakan kopian RAB tapi selalu di jawab oleh bendahara semua ada di laptop,” katanya.

    Suwito berharap dalam kepemimpinan PJ ini semua dapat di ubah. “Saya berharap ada perubahan di masa kepemimpinan PJ ini kami BHP jangan lagi di anggap boneka atau sebagai formalitas saja dan kedepan akan lebih maju dan berkembang,” pungkasnya.

    Sementara menurut informasi warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, “sudah banyak pemberitaan oleh media online maupun streamng terkait mantan kakon Ulu Semong, namun belum mendapat tanggapan dari pemerintah. Gak tau ada apa semua ini sementara kami tidak mau di bodohi lagi, kami pengen pekon kami lebih maju kedepannya,” ujarnya. (Red)

  • Sedang Asyik Bermain Di Sungai Way Semaka, Bocah 4 SD Digigit Buaya

    Sedang Asyik Bermain Di Sungai Way Semaka, Bocah 4 SD Digigit Buaya

    Tanggamu (SL)- Saat asik mandi disungai bersama 3 rekan sebanya, Febriyansyah (9) Bocah kelas 4 SD warga Pekon Sripurnomo, Semaka, Kabupaten Tanggamus, tangannya nyaris putus akibat menjadi korban gigitan buaya sungai way Semaka, Kamis, 9 Desember 2021.

    Saat ini Febriansyah menjalani rawat jalan dirumahnya, akibat luka serius hingga harus dijahit 25 jaitan dan digips karena patah tulang menjelaskan rasa nyeri, seperti ditusuk-tusuk. Diketahui korban tinggal bersama Rojanah (nenek) karena Rohendri dan Marya (orang tuanya) mencari nafkah di Jawa. “Saya lagi disawah di kabari cucu saya digigit buaya, langsung saya ke puskesmas dan cucu saya sudah di jahit tangannya,” terangnya

    Sementara Isnani, kepala Dusun 4 Sripurnomo, mengatakan, pagi sekitar pukul 10.00, korban mandi dengan tiga temannya sebaya di pinggiran Sungai Semaka, yang hanya berjarak belasan meter dari rumah mereka. “Saat sedang asyik mandi, tangan Febriansyah disambar buaya. Bocah itu melakukan perlawanan hingga berputar-putar ke tengah sungai,” kata Isnaini.

    Melihat Febriansyah dibawa ke tengah sungai, ketiga temannya menolong dengan berenang ke tengah, menendang buaya, hingga melepaskan gigitannya. “Kata anak-anak melihat korban di bawa ketengah, mereka menendang-nendang Buaya itu yang di kiranya sebuah kayu hingga terlepas, kemudian dibawa kepinggir dengan luka yang parah,” tambahnya

    Karena keadan sekitar sepi dan tidak ada orang dewasa anak-anak membawa pulang korban dan segera meminta pertolongan para tetangga dan di larikan ke puskesmas terdekat. Sampai berita ini diterbitkan kediaman Febriansyah masih ramai dikunjungi warga dan teman-temannya. Orang tuanya pun dalam perjalanan pulang dari Jawa ke Lampung. (Wisnu/Red)

  • Buruh Tambang Emas Ilegal di Tanggamus Tewas Tertimpa Longsor

    Buruh Tambang Emas Ilegal di Tanggamus Tewas Tertimpa Longsor

    Tanggamus (SL)-Seorang pekerja tambang emas tardisional, Abdul Falah alias Adung (47) tewas tertimbun longsor saat melakukan kegiatan penambangan ilegal di daerah pegunungan Ruguk Pekon Doh, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, Kamis, 26 November 2021.

    Sementararekannya Antawi (48) mengalami luka serius, di larikan ke rumah sakit Pringsewu.

    Sumiati (41) istri korban saat dihubungi di kediamannya  di Pekon Pematang Nebak, Kecamatan Cukuh Balak, mengatakan suaminya bekerja di pertambangan tersebut sudah berjalan sekitar 4 bulan.

    “Suami saya bekerja disana sudah berjalan 4 bulan, dan pada saat itu dia ngomong ke saya sebagai juru masak di pertambangan tersebut dan saya tidak mengetahui siapa bosnya,” kata Sumiati.

    Lalu, pada Kamis malam sekitar jam 00.00 Wib saat hendak menutup warungnya, salah satu kerabatnya yang bernama Rodiyah datang menyampaikan kabar yang dialami suaminya. “Saya menerima kabar langsung menangis dan saat jenazahnya datang dalam keadaan sudah di kafani sebab di urus di rumah orang tuanya,” kata Sumiati.

    Ditempat yang sama Amran (65) paman korban mengungkapkan, “Semalam itu ada Utusan dari saudara Fendi datang kesini untuk menyampaikan belasungkawa dan sekaligus menitipkan uang 1 juta untuk keluarga disini,” ujarnya.

    Zarni, Kepala Pekon Doh, mengaku tidak mengetahui kalau ada aktivitas penambangan emas di Gunung Batu Ruguk. Dia justru baru tahu dari wartawan dan warga pekonnya pascakejadian. Zarni juga mengatakan pihak pekon tidak pernah mengeluarkan izin.

    Sehingga tak mengetahui pemilik tambang tersebut. “Informasi yang saya, dapat pemilik tambang tersebut warga Pekon Pematang Nebak Kecamatan Bulok, hanya sebatas itu yang saya tahu,” ujarnya.

    Sementara Kapolsek Cukuhbalak, Ipda Eko Sujarwo, membenarkan kejadian tersebut. Polisi sudah turun ke lokasi memasang garis polisi. Lokasi tersebut menurutnya sudah kosong dan tidak ada lagi aktivitas penambangan.

    Di lokasi, kata Ipda Eko, terdapat dua lubang penambangan, yang mana satu lubang diperkirakan sudah berlangsung lama dan yang lainnya diperkirakan baru dibuat. “Selain memasang police line, polsek sudah berkoordinasi dengan tim Reskrim Polres Tanggamus,” ujarnya.

    Rencana Tim Polsek bersama Reskrim Polres Tanggamus akan turun ke lokasi untuk meneliti dan mencari keterangan, “Apakah penambangan tersebut ada izin atau tidak, termasuk apakah ada tempat penambangan lain di sekitar tempat kejadian perkara,” katanya.

    Pihak Polsek mengaku sebelumnya mereka mendengar ada aktivitas penambangan di sana, namun saat anggota turun ke lokasi sudah tidak ada lagi aktivitas di sana. Polisi telah memasang garis polisi di sekitar lokasi tambang.

    “Kami dari jajaran Polsek Cukuh Balak setelah mendapatkan informasi adanya kejadian orang meninggal akibat tertimbun longsor di lokasi tambang, maka kami Segera meriksa lokasi dan memasang police line,” pungkasnya. (wisnu/red)

  • Usai Mencuci Pakaian di Sungai Seorang Nenek Digigit Buaya

    Usai Mencuci Pakaian di Sungai Seorang Nenek Digigit Buaya

    Tanggamus (SL) – Mbah Yatimah (70) seorang nenek janda warga Pekon Sidodadi, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus,  Selasa (23/03/2021) digigit seekor buaya muara yang ada di seputaran sungai Semaka.

    Menurut keterangan Iwan Setiawan sekitar pukul 07.00 WIB, korban mencuci baju di atas getek (rakitan bambu) yang sengaja dibuat warga sekitar untuk melakukan aktifitas keseharian warga sekitar.

    “Biasanya Mbah Yatimah dan warga sini melakukan aktifitas MCK di situ, pagi tadi dari rumah dia sendirian gak ada orang lainnya,” kata Iwan

    Saat insiden digigit buaya, menurut Yatimah, dirinya berupaya keras menyelamatkan diri tanpa bantuan orang lain.  Setelah selamat dari cengkraman gigitan buaya, korban bergegas naik ke daratan untuk menyelamatkan diri.

    “Pagi tadi saya nyuci baju di kali Semaka diatas getek, awalnya tidak apa-apa. Biasanya itu buayanya ada di tengah, pas ngebilas tiba-tiba tangan saya di sambar buaya yang tidak tau asalnya dari mana. Seketika saya hempaskan tangan saya sehingga terlepas gigitan itu, tidak ada satu orang warga yang menolong. Saya naik sendiri ke atas sembari teriak minta tolong, di atas baru orang ada yang nolong lantas saya dibawa ke puskemas,” terang Yatimah.

    Hingga saat ini, kondisi korban masih merasa nyeri meskipun telah dilakukan perawatan medis di Puskesmas Semaka. Akibat kejadian itu, tangan kiri korban luka-luka akibat gigitan buaya.

    Insiden yang dialami Yatimah, ini kata Iwan, jadi peringatan bagi warga lainnya agar lebih berhati-hati saat melakukan aktifitas di sungai Semaka dan meminta perhatian pemerintah kabupaten Tanggamus.

    “Akibat kejadian ini saya berharap warga lebih waspada dalam melakukan aktifitas di sungai dan saya berharap perhatian pemerintah atas kejadian ini, karena di kala musim kemarau warga kami kurang pasokan air bersih dan sumur milik warga kering,” tutup Iwan.  (Wisnu)

  • Dengan Dua SPT 19 Pewagai Honor RSUD Batin Mengunang Kota Agung Satu Tahun Tak Gajian

    Dengan Dua SPT 19 Pewagai Honor RSUD Batin Mengunang Kota Agung Satu Tahun Tak Gajian

    Tanggamus (SL)-Memiliki dua Surat Perintah Tugas (SPT) Tahun 2019/2020, namun tak juga menerima honor, 19 tenaga honorer Rumah Sakit Umum Daerah Batin Mengunang, Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, mengadu ke Lembaga Perlindungan Konsumen Nusantara Indonesua (LPKNI) Tanggamus, Jum’at 12 Maret 2021.

    Ketua LPKNI Tanggamus Yuliar membenarkan hal tersebut, Yuliar mengatakan sebanyak 19 tenaga kerja honorer RSUD Batin Mengunang Kota Agung datang kekantor LPKNI dan melaporkan bahwa mereka mendapat dua surat perintah tugas yang diterbitkan oleh pihak RSUD Batin Mengunang.

    “Para tenaga honorer RSUD Batin Mengunang datang ke kantor LPKNI melaporkan bahwa mereka diberikan dua surat printah tugas pada tahun 2019/2020. Namun untuk gaji tambahan sesuai dengan SPT tidak kunjung mereka terima,” kata Yuniar.

    Menurut Yuniar, LPKNI sudah pernah mendatangi pihak RSUD Batin Mengunang Kota Agung untuk mempertanyakan hal tersebu dan pihaknya bertemu dengan Kasubag Keuangan bernama Pratomo. Saat itu Pramono mengatakan bahwa akan mengupayakan karena itu hak dan kewajipan. Yaitu hak mereka mendapatkan honornya dan kewajiban Rumah Sakit untuk membayar. Namun hingga hari ini belum ada kejelasan,” ujarnya.

    Salah seorang dari 19 tenaga honorer RSUD Batin Mengunang Mr, mengungkapkan, bahwa benar dia menerima du SPT. “Saya diberikan dua SPT. SPT yang lama sebagai Staf Subbag Umum dan RT dengan SPT tambahan sebagai putugas kebersihan Taman RSUD Batin Mengunang,” katanya.

    Jadi, kata Dia, setelah mengerjakan tugas pokok dibagian Staf Subbag Umum dan RT lalu melanjutkan pindah tugas mengerjakan taman, “Dan saya belum terima gaji pada Bulan Januari Tahun 2020 juga Januari Tahun 2021 ini,” katanya.

    Hal itu dibenarkan pegawai lainnya, Zi. Nasibnya sama dengan pegawai honor lainnya. Zi mendapatkan dua SPT. SPT saya yang lama sebagai Staf Instalasi Loundry dan SPT kedua sebagai kebersihan Ruang Ok. “Dan saya juga belum terima gaji pada Bulan Januari Tahun 2020 juga Januari Tahun 2021 ini. Kami semua ada 19 tenaga honorer yang doebel Job seperti ini. Da semua belum terima gaji,” katanya. (Red)

  • Rombongan Gajah Liar Kembali Porak Porandakan Lahan dan Pemukiman warga di Suoh, Kini Bergeser ke Wilayah Tanggamus

    Rombongan Gajah Liar Kembali Porak Porandakan Lahan dan Pemukiman warga di Suoh, Kini Bergeser ke Wilayah Tanggamus

    Lampung Barat (SL)-Kawanan gajah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) kembali memporak-porandakan tanaman dan puluhan rumah warga di Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandarnegeri Suoh (BNS), Lampung Barat. Data sementara 12 rumah di Pemangku Talang Rejo, kemudian 36 rumah di Pemangku Talang Gajah.

    Baca: Gajah Liar Kembali di Laporkan Merusak Puluhan Gubuk Ladang Petani di Suoh

    Juru Tulis Pekon Bumi Hantatai Darsim mengatakan hingga kini kawanan gajah itu masih terus berkeliaran di Talang Gajah.  ”Kawanan gajah tersebut masih bolak balik,merusak 12 rumah di Pemangku Talang Rejo, dan kemudian ke Talang Gajah yang dilaporkan merusak 36 rumah,” kata Darsim.

    Menurut Darsim, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka untuk sementara waktu warga khususnya perempuan dan anak-anak mengungsi ke tempat yang lebih aman dan yang laki-laki dewasa berjaga-jaga. “Perempuan dan anak-anak mengungsi, bapak-bapak yang jaga kampung agar mencegah kawanan gajah kembali ke permukiman,” ujarnya.

    Sekretaris Kecamatan BNS Patoni, mengatakan Tim Kecamatan sudah ke lapangan untuk melakukan peninjauan dan menemui warga yang masih tinggal di lahan garapan. ”Kawanan gajah itu sebelumnya berada di wilayah Pekon Sukamarga Kecamatan Suoh, kini bergeser ke Talang Gajah Pekon Bumi Hantatai. Aparat pekon sedang medata untuk dilaporkan ke Dinas Sosial,” kata Patoni.

    Menurut Patoni, diantaraa kawanan gajah itu salah satu bernama Bunga terlihat cukup agresif. Untuk itu pihaknya mengajak masyarakat Talang Gajah untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman sementara. “Kita minta warga mengungsi. Karens sewaktu-waktu kawanan gajah itu bisa kembali dan membahayakan masyarakat,” katanya.

    Patoni menambahkan, kawanan gajah itu sudah kali kedua memasuki lahan garapan dan masuk permukiman di Talang Gajah,  “Saya menyampaikan pesan bapak bupati agar masyarakat menjaga keselamatan dan harus tetap tenang, serta tidak melakukan tindakan yang akan membahayakan, seperti melakukan penggiringan kawanan gajah tanpa pendampingan petugas,” katanya.

    Sebelumnya kawanan gajah tersebut sempat mengamuk di Talang Lokasi, Talang Batu Ampar dan Talang Batu Pekon Sukamarga Kecamatan Suoh. Sedikitnya 27 KK harus mengungsi, dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

    Kawanan gajah kerap masuk ke Suoh dan BNS kerap terjadi dikarenakan lokasi tersebut merupakan jalur perlintasan kawanan gajah dengan habitat asli TNBBS. Sementara jalur perlintasan tersebut kini telah berubah menjadi lahan garapan warga.

    Geser Ke Tanggamus

    Informasi terkini, kawanan gajah liar mulai bergeser dan ke wilayah sekitar perbatasan dengan Tanggamus. “Kawanan gajah itu pergi dengan sendirinya tanpa digiring,” kata Sekcam Suoh Galih Joko Purnomo, Minggu, 22 Maret 2020.

    Masyarakat di sana, kata Joko, tampaknya sudah memiliki kearifan lokal yaitu sudah mulai belajar ikhlas atas kedatangan gajah yang datang untuk mencari makan itu. Sebab, sepertinya masyarakatnya di sana sudah tidak terlalu mempersoalkanya lagi. “Masyarakat tampaknya sudah membiarkan kawanan gajah mencari makan namun tetap mengawasi dan mewaspadainya agar jangan sampai mendekatinya,” katanya.

    Dengan membiarkanya dan mengikhlaskanya memakan tanaman-tanaman pisangnya itu, kata dia, kini sejak Sabtu malam lalu gajah-gajah itu dengan sendirinya mulai pergi meninggalkan lahan masyarakat itu.

    Pada Minggu, 22 Maret 2020, gajah-gajah tersebut sudah berada di perbatasan bahkan sudah masuk ke wilayah Tanggamus. “Kedatangannya kali ini berbeda dengan yang 2019 lalu yang sempat bertahan hingga sebulan. Bahkan pernah sampai 3 bulan akibat digiring dari sana dan sini,” ujarnya (lp/Red)

  • Mayat Bocah di Bendungan Argoguruh itu Ahdan Bilal Penderita Autis di Tanjung Kemala Tanggamus

    Mayat Bocah di Bendungan Argoguruh itu Ahdan Bilal Penderita Autis di Tanjung Kemala Tanggamus

    Tanggamus (SL)-Jasad bocah yang ditemukan tewas terapung bendungan Argoguruh, Desa Bumi Agung Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran adalah Ahdan Bilal (8), Dusun Sinar Tanjung, Pekon Tanjung Kemala, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus. Mengalami autis-hyper aktif tidak bisa bicara dengan jelas dan sulit berkomunikasi.

    Kapolsek Pugung mengatakan hal itu diketahui, setelah mendapat kepastian dari pihak keluarga yakni Muhayun (40) selaku ayah Ahdan Bilal didampingi Bhabinkamtibmas, memastikan jenazah di RS Abdul Muluk Bandar Lampung dan menyatakan identik.  “Mayat anak laki-laki yang ditemukan di Bendungan Argoguruh benar bernama Ahdan Bilal warga Pekon Tanjung Kemala,” kata Kapolsek Pugung Ipda Okta Devi, SH dalam keterangannya, Jumat 20 Maret 2020 sore.

    Menurut Okta Devi, ayah korban memastikan bahwa benar itu merupakan anaknya, dan langsung membawa anaknya ke kediaman di Dusun Sinar Tanjung, Pekon Tanjung Kemala, Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. “Saat ini jenazah korban telah berada dirumah duka. Menurut keluarganya sore ini juga jenazah Ahdan Bilal akan dimakamkan di TPU Pekon Tanjung Kemala,” terangnya.

    Dikatakan Ipda Okta Devi, bahwa berdasarkan keterangan Yusnia selaku bibinya, korban tidak diketahui keberadaanya kemarin Kamis, 19 Maret 2020 siang. Dimana diketahui oleh Yusnia sekitar pukul 13.00 Wib, korban masih berada di depan rumahnya.

    Kemudian bibinya masuk kedalam untuk mengambil makan siang korban, namun saat kembali kedepan korban sudah tidak ada lagi. “Atas kejadian itu, keluarganya telah melakukan pencarian namun korban yang mengenakan celana pendek hitam, baju kaos merah bergambar spiderman dan tidak memakai sendal tidak dapat ditemukan,” jelasnya.

    Kapolsek menambahkan, bahwa korban tersebut tinggal bersama bibinya selama sekitar 1 bulan lamanya, sebab ayah dan ibu kandung korban bekerja di Tanggerang. “Adapun ciri khusus korban berdasarkan keterangan keluarganya, memiliki tinggi sekira 80 cm, mengalami sakit autis atau hyper aktif tidak bisa bicara dengan jelas dan sulit berkomunikasi,” pungkasnya.

    Sebelumyan warga Bendungan Argoguruh menumukan sosok mayat anak-anak berjenis kelamin laki-laki ditemukan di Bendungan Argoguruh Sungai Way Sekampung, Desa Bumi Agung, Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran, Jumat 20 Maret 2020 pagi.

    Mayat anak tanpa identitas itu ditemukan diantara tumpukan sampah bendungan pertama oleh saksi Herman warga sekitar saat sedang membersihkan sampah di bendungan tersebut sekitar pukul 10.00 Wib. Berdasarkan informasi kepolisian disana, mayat anak laki-laki tersebut diperkirakan berumur sekitar 8 – 10 tahun dengan menggunakan baju kaos merah tanpa celana dan langsung dievakusi ke RS Abdul Moloek Bandar Lampung.

    Sementara berdasarkan keterangan saksi Herman, ia awalnya membersihkan sampah di bendungan tersebut melihat sosok seperti boneka, lalu memeriksa ternyata mayat anak laki. “Saya kira boneka dan setelah ditepikan ke pinggiran baru terlihat, yang saya kira boneka ternyata adalah mayat seorang anak laki-laki,” kata Herman di lokasi penemuan.

    Menurut Herman, setelah mengetahui pasti bahwa yang ditemukan tersebut adalah mayat anak laki-laki kemudian ia menginformasikan kejadian tersebut ke Polsek Tegineneng dan anggota polsek Tegineneng. “Langsung dilaporkan ke Polsek dan mayat tersebut dievakusi bersama-sama masyarakat disini,” pungkasnya.

    Sebelumnya juga beredar informasi disejumlah postingan group Facebook bahwa terdapat anak hilang bernama Abdan Bilal warga Dusun Sinar Tanjung Pekon Tanjung Kemala Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. (hardi/Nn)

  • Buronan Sabet Polisi dengan Sajam di Tanggamus, Polisi Selamat Si Penjahat Bolong Kakinya Tertembus Peluru Panas

    Buronan Sabet Polisi dengan Sajam di Tanggamus, Polisi Selamat Si Penjahat Bolong Kakinya Tertembus Peluru Panas

    Tanggamus (SL)-Dua buronan  disergap polisi di sebuah rumah di Pekon Way Gelang Kota Agung Barat, Tanggamus. Satu kabur. Satunya lagi nekat melawan, menyabet petugas  dengan senjata tajam, bahkan sempat bergumul hebat. Setelah itu, Anhar, DPO kasus narkoba itu, tersungkur lemas. Kakinya ditembak polisi.
    Anhar warga Pekon Way Gelang Kecamatan Kota Agung Barat dibekuk Satuan Reserse Narkoba Polres Tanggamus, Rabu (8/1/20) pagi. Dua bilah senjata tajam yang digunakannya melawan  disita polisi. Saat disergap, ia berada di rumah Wari yang juga tengah dicari polisi. Wari berhasil kabur. Polisinya masih terus memburunya.
    Kasatresnarkoba Polres Tanggamus AKP Hendra Gunawan, SH mengungkapkan, DPO Anhar ditangkap saat berada di rumah salah satu DPO lain bernama Wari di Pekon Way Gelang Kota Agung Barat sekitar pukul 10.00 WIB. “Saat hendak ditangkap, Anhar sedang bersama DPO Wari. Saat petugas datang, Wari kabur melalui pintu belakang. Namun Anhar bermodalkan dua pisau melakukan perlawanan hingga membahayakan petugas, sehingga dilakukan tindakan tegas terukur,” bebernya.
    Dari penangkapan tersebut, polisi berhasil mengamankan  7 plastik klip berisi  sabu 1,63 gram, uang tunai diduga hasil penjualan narkoba sebesar Rp 1 juta, hape, kotak rokok, plastik kecil transparan dan 2 senjata tajam jenis pisau. “Barang bukti tersebut diamankan berada di dalam tas yang dibawa  tersangka Anhar,” ujarnya.

    Hasil Pengembangan

    AKP Hendra menjelaskan, penetapan DPO terhadap Anhar didasarkan hasil pengembangan perkara Narkoba Sabu di Pekon Kota Batu Kec. Kota Agung Kabupaten Tanggamus pada tanggal 2 Desember 2019. Adapun identitas tersangka bernama Aroni Arawansyah alias Baduy (40) warga Pekon Negeri Ratu Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus. Dengan barang bukti 5 klip Sabu.
    “Tersangka Aroni alias Baduy ditangkap pada Sabtu, 02 Desember 2019 sekitar pukul 14.45 Wib, di rumah kontrakan di Pekon Kota Batu. Berdasarkan pengakuannya sabu tersebut didapatkan dari Anhar,” jelasnya.
    Setelah dilakukan pengobatan di RSUD Kota Agung, saat ini tersangka Anhar berikut barang bukti diamankan di Polres Tanggamus guna proses penyidikan lebih lanjut. Terhadap rekannya bernama Wari masih dilakukan pengejaran. “Atas perbuatannya, tersangka Anhar dijerat pasal 112 junto 114 UU Nomor 35 Tahun 2009 ancaman minimal 5 tahun penjara,” pungkasnya. (hardi/*)
  • Lagi Buaya Muara Way Semaka Gigit Nelayan Dengan 11 Luka

    Lagi Buaya Muara Way Semaka Gigit Nelayan Dengan 11 Luka

    Tanggamus (SL)-Seekor buaya menyerang seorang nelayan di Muara Sungai Semaka, Tanggamus, Rabu (11/12). Serangan buaya lumayan fatal, hingga mengakibatkan Husnudon (27), nelayan warga Pekon Kampung Baru Kecamatan Pematang Sawa, mengalami 11 luka pada kaki kanannya. “Gigi buaya menggigit kaki kanan saya,” ujar Husnudon, kepada sinarlampung.com, Kamis (12/12).

    Baca : Tim WRU Konservasi Wilayah III Lampung Gagal, Buaya Sungai Way Semaka Kembali Serang Warga Wonosobo

    Baca: Hindari Serangan Buaya Tak Perlu Undang Panji “Sang Petualang”, Cukup Baca Tips Ini!

    Kejadian ini berawal saat Husnudon bersama bapaknya melaut. Sesampai di Muara Way Semaka, ia berniat umpan rebon. Pada saat itulah, buaya menyerang kakinya. “Saya langsung teriak minta tolong dan ahamdulillah kaki saya bisa lepas dari gigitan buayai,” terangnya.

    Dengan kejadian ini, Bakarudin (49) orang tua korban mengalami trauma. Ia khawatir kejadian itu terulang kembali. “Baru kali ini ada buaya ganas di sekitar muara dan Pantai Soumil. Saya tak percaya dari kecil sampai sekarang ada buaya yang mau mengigit orang di sana. Untung anak saya bisa tertolong,” ujarnya.

    Baca: Marak Tambang Pasir, Buaya Sungai Way Semaka Mulai Serang Warga Wonosobo

    Kini korban sudah mendapatkan perawatan medis dan melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek pematang Sawa dan aparat Pekon setempat.

    Pantai Soumil merupakan salah satu destinasi wisata lokal yang dimiliki Kabupaten Tanggamus. Setelah mengetahui kejadian tersebut pengunjung dan nelayan sangat khawatir dan takut untuk bermandi di pantai dan memancing. “Saya khawatir dan takut untuk mancing di sana, takut digigit buaya” kata Riki (seorang pemancing). (Hardi/Wisnu).