Tag: Teguh Santoso

  • Aklamasi Munas Pilih Teguh Santosa Sebagai Ketua JMSI

    Aklamasi Munas Pilih Teguh Santosa Sebagai Ketua JMSI

    Plt Ketum JMSI Mahmud Marhaba yang memimpin pelaksanaan Munas sejak dideklarasikan 8 Februari lalu terpilih pula secara aklamasi sebagai sekretaris jenderal JMSI. JMSI Lampung yang diwakili Plt Ketua Herman Batin Mangku, Barusman dari DivaTv, dan Isbedi Stiawan dari Inilampung.com juga mendukung terpilihnya Teguh-Mahmud.

    Teguh Santosa mengucapkan terima kasih kepercayaan yang diberikan para pengurus JMSI provinsi. CEO RMOLNetwork itu mengungkapkan sebetulnya malu menerima kepercayaan. “Amanah saya terima karena kita punya pandangan dan niat baik yang sama. Tapi, demi niat baik bersama, Inya-Alloh, saya terima dan jalankan amanah,” katanya.

    “Aktor utama sebenarnya bang Mahmud Marhaba. Sementara saya hanya berkewajiban membantu niat baik dia dan rekan-rekan,” kata mantan Ketua Umum SMSI ini.

    Dalam enam bulan ini, dikatakannya, akan berusaha mengejar pendaftaran JMSI sebagai konstituen Dewan Pers. Untuk program lainnya, Teguh dan kepengurusan yang akan disusunnya akan berusaha membantu perusahaan media daerah untuk maju bersama-sama demi Indonesia.

    Sementara Sekjend JMSI terpilih, Mahmud Marhabah menjelaskan, ada 21 provinsi yang memberikan pandangan umumnya. Hasil inilah, kata dia, yang akan menentukan JMSI ke depan. “Kita semua berharap kepemimpinan ke depan jadi solid dan jadi harapan kita semua. Terima kasih atas dukungan,” ujar wartawan dari Gorontalo itu.

    Dia mengucapkan terima kasih kepada Teguh Santosa yang telah mensupport terlaksanannya Munas I JMSI. “Kita sepakat mendukung kepemimpinan Teguh Santosa,” tegasnya.

    Keputusan ini sendiri langsung tercatat di SK No 07 JMSI yakni dengan menetapkan Teguh Santosa sebagai Ketua Umum JMSI sebagai calon tunggal. Untuk selanjutnya akan dibuat kepengurusan JMSI Pusat yang nantinya disusun tim formatur. Tim formatur sendiri terdiri dari Teguh Santosa sebagai ketua tim, Mahmud Marhabah, Rahiman Dani, Dhenie Kurnia serta Zacky Mubarok. (red)

  • Teguh Santoso Hadiri Moeslim Choice Award 2018

    Teguh Santoso Hadiri Moeslim Choice Award 2018

    Jakarta (SL) – Kehadiran media daring Moeslim Choice tidak lepas dari tangan dingin CEO RMOL Network, Teguh Santosa. Teguh bersama dengan pendiri MuslimChoice, Usman Rizal berhasil mengisi ruang kosong media di kalangan umat muslim.

    Begitu puji ekonom senior DR Rizal Ramli saat memberi ceramah budaya dalam acara milad pertama MoeslimChoice bertajuk “Malam Anugerah: Moeslim Choice Award 2018” yang digelar di Hotel Pullman, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat pada Rabu (12/12) malam.

    Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu bahkan menyebut Teguh sebagai wartawan yang memiliki jam terbang internasional. “Bung Teguh Santosa wartawan yang menurut saya paling internasional. Kalau menyebut nama Korea Utara maupun Korea Selatan tidak mungkin kalau tidak menyebut nama beliau,” pujinya.

    Selain menjadi bos media, Teguh juga dikenal sebagai sosok yang aktif dalam hubungan internasional. Dia tercatat menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko dan Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia Korea Utara.

    Teranyar, Teguh meluncurkan buku berjudul “Di Tepi Amu Darya”. Buku keluaran Booknesia ini berisi tentang rekam perjalannya menyusuri Sungai Amu Darya untuk meliput perang Afghanistan tahun 2001 lalu.

    Secara khusus, pria yang akrab disapa RR itu menilai kehebatan pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut tidak lepas dari sosok wanita hebat yang berada di belakangnya. Dia adalah sang istri, Intansari Fitri. “Teguh tidak mungkin hebat kalau tidak ada Intan di belakangnya. Pimred dari Majalah Farah, majalah yang juga bagus kasih dan memberi warna tersendiri buat Indonesia,” pungkasnya. (NusantaraRMOL)

  • Teguh Santosa: Masyarakat Diminta Agar Berhati-hati dalam Menyimak Informasi

    Teguh Santosa: Masyarakat Diminta Agar Berhati-hati dalam Menyimak Informasi

    Jakarta (SL)-Praktisi media, Teguh Santosa meminta warga masyarakat agar berhati-hati dalam menyimak informasi.

    Hal tersebut terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang baru lalu yang sedikit banyak mampu meredakan ketegangan di tengah masyarakat.

    Diharapkan juga, suasana saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang akan lebih kondusif.

    Demikian disampaikan Teguh Santosa dalam dialog program Pojok Dot Com di RRI, pada hari Rabu 4 Juli 2018 kemarin.

    Menurut Teguh, Pilkada 2018 memperlihatkan watak asli kompetisi politik yang pragmatis.

    Apa yang sebelumnya diyakini sebagai nilai dan kepentingan absolut ternyata bisa dinegosiasikan.
    “Terlepas dari berbagai analisa yang berkembang mengiringi hasil sementara pilkada serentak yang baru lalu, saya rasa ada peredaan ketegangan politik identitas berdimensi Suku, Agama Ras dan Aliran (SARA) sisa pemilihan gubernur DKI Jakarta,” ujar pendiri Indonesian Online Media Syndicate (IOMS) itu.

    Dijelaskan Teguh, apapun konstelasi yang mungkin terjadi dalam pemilihan presiden tahun depan, dia berharap setelah ini berbagai lembaga survei politik dan juga media tidak memperlakukan pemilihan presiden seperti layaknya arena adu jangkrik.

    “Jangan hanya menyoroti aspek kalah dan menang tokoh atau kandidat, seperti mengadu jangkrik. Beri porsi yang cukup untuk membicarakan track record kandidat juga kebijakan dan program yang diusungnya. Sehingga masyarakat punya gambaran mengenai konsekuensi dari pilihan mereka,” jelas Teguh.

    Di sisi lain, dia juga mengingatkan anggota masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyimak informasi.

    “Jangan mudah termakan informasi provokatif dan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tandasnya. (Pewarta/rel).

  • Teguh Santoso : Kerjasama Wartawan Kunci Integrasi Masyarakat ASEAN 

    Teguh Santoso : Kerjasama Wartawan Kunci Integrasi Masyarakat ASEAN 

    Tim PWI di Thailand

    Jakarta (SL) -Kerjasama yang baik dan erat antara organisasi profesi wartawan negara-negara anggota ASEAN merupakan kunci penentu keberhasilan integrasi kawasan Asia Tenggara. Tentu saja kerjasama itu harus didirikan di atas pondasi penghormatan yang tinggi terhadap etika profesi.

    Demikian disampaikan Ketua bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Teguh Santosa dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (24/1). “Apalagi di zaman now, dimana arus informasi begitu deras dan cepat, hoax dan ujaran kebencian menjadi santapan sehari-hari, dunia memerlukan kelompok wartawan yang sungguh-sungguh menghormati etika profesi dan mengedepankan kepentingan publik,” ujar Teguh yang juga dosen Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Syarif Hidayatullah.

    “Wartawan yang kompeten, termasuk di dalamnya menghormati etika jurnalistik, akan menjadi filter informasi yang sehat. Integrasi ASEAN membutuhkan kerjasama ini,” sambungnya.

    Teguh dan rombongan PWI sedang berada di Bangkok, Thailand, untuk menghadiri sidang Majelis Umum Konfederasi Wartawan ASEAN (CAJ) ke-19 pada tanggal 25 hingga 27 Januari 2018.

    Selain Teguh Santosa, anggota delegasi PWI lainnya adalah Direktur CAJ Bob Iskandar, Ketua PWI Bangka Belitung Mohammad Fathurrakhman, Ketua PWI Jambi Saman Muraki, Ketua PWI Kalimantan Barat Gusti Yusri Ismail, Ketua Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Kalimantan Barat Haryani, Ketua PWI Sulawesi Barat Naska Mahmud Nabhan, dan Wakil Ketua PWI Bangka Belitung Nico Alpandy.

    Dalam sidang ini organisasi wartawan negara-negara ASEAN akan membahas berbagai isu yang tengah terjadi di kawasan Asia Tenggara, juga perkembangan pers di masing-masing negara.

    “Sidang Majelis Umum CAJ akan meresmikan transfer kepemimpinan CAJ dari Vietnam kepada Thailand. Sementara Indonesia akan menjadi wakil ketua CAJ. Majelis Umum juga akan menetapkan Kamboja sebagai anggota baru CAJ,” demikian Teguh. (rls/jun)

  • Rachmawati Soekarnoputri Ajak Solidetitas International Bela Palestina

    Rachmawati Soekarnoputri Ajak Solidetitas International Bela Palestina

    Ketua SMSI Pusat, Teguh, betdam tokoh nasional Rachmawati Soekarnoputri ketika menerima peserta Konferensi Internasional Membela Hak-hak Rakyat Palestina di kediaman di Jalan Jatipadang Raya, Jakarta, Selasa petang (12/12). 

    JAKARTA  (SL)-Solidaritas internasional untuk membela kemerdekaan bangsa Palestina dan penjajahan dan penindasan negara boneka nekolim Israel harus diletakkan di atas pondasi kemanusiaan yang universal serta melintasi sekat batas agama dan bangsa.

    Karena itu, solidaritas internasional untuk melawan kekuatan kelompok nekolim yang ingin mempertahankan tata dunia yang timpang juga harus melibatkan sebanyak mungkin kelompok masyarakat di dunia.
    “Musuh kita yang sebenarnya adalah kaum nekolim yang menggunakan berbagai instrumen untuk mempertahankan dominasi dan penjajahan mereka, termasuk dengan memecah belah kita dalam proxy war yang sedang berlangung,” ujar tokoh nasional Rachmawati Soekarnoputri ketika menerima peserta Konferensi Internasional Membela Hak-hak Rakyat Palestina di kediaman di Jalan Jatipadang Raya, Jakarta, Selasa petang (12/12).
    Konferensi yang dihadiri ratusan peserta dari sejumlah negara dan dibuka oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan itu diselenggarakan hari Kamis dan Jumat pekan lalu (7-8/12) di Gedung Nusantara V DPR RI dan Hotel Sultan, Jakarta. Rachmawati sedianya menjadi salah seorang pembicara dalam Konferensi, namun berhalangan hadir.
    “Solidaritas ini harus melintasi sekat batas bangsa dan agama. Terlebih karena penjajahan atas bangsa Palestina bukan hanya nestapa bagi umat Muslim atau bangsa Arab, melainkan tragedi bagi seluruh umat manusia pembela kemanusiaan,” sambung Rachma.
    Delegasi yang menemui Rachma dipimpin oleh pendiri Voice of Palestine (VoP) Mujtahid Hashem, didampingi Koordinator Umum Kampanye Global untuk Palestina Kembali (Return) Yousef Abbas, dari Suriah, dan Kordinator  Return di Amerika Latin Suhail Assaid dari Argentina. Pertemuan juga dihadiri aktivis Silaturahmi Anak Bangsa (Silabna) Alireza Alatas dan Uwais Alatas.
    Dalam penjelasannya di hadapan Rachma, Mujtahid mengatakan, Konferensi Konferensi Internasional Membela Hak-hak Rakyat Palestina telah melahirkan Deklarasi Jakarta sebagai perlawanan terhadap Deklarasi Balfour yang diterbitkan pemerintahan Inggris tahun 1917 silam.
    Deklarasi Balfour yang berisi dukungan Inggris terhadap komunitas Yahudi untuk memiliki negeri di Palestina adalah awal dari penjajahan yang dialami bangsa Palestina.
    “Kita memperjuangan hak rakyat Palestina untuk kembali ke tanah mereka yang diambil paksa oleh Israel. Juga hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, serta hak mereka untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan yang mereka hadapi,” kata Mujtahid.
    Dia juga mengatakan peserta Konferensi sepakat untuk menggelar dua kegiatan penting yakni Intifada ke-3 dan Global March ke-2 tahun depan.
    “Kami berharap Ibu Rachma turut meng-endorse dan memperluas gerakan ini. Kami yakin ini bagian dari perjuangan Bung Karno,” katanya lagi.
    Adapun Kordinator Umum Return Yousef Abbas dari Suriah mengundang Rachma untuk menghadiri konferensi internasional berikutnya di Beirut, Lebanon, bulan Maret tahun depan.
    “Pikiran-pikiran Ibu penting untuk didengarkan pejuang kemerdekaan Palestina dan pembela kemanusiaan,” katanya.
    Sementara Suhail Assad dari Argentina mengatakan bahwa masyarakat Amerika Latin memiliki pengalaman yang sama dengan masyarakat di Afrika dan Asia, yakni sama-sama mengalami penjajahan oleh kaum nekolim.
    “Sehingga ketika kita kenalkan kepada mereka apa yang terjadi di Palestina, mereka bisa dengan mudah menerima, karena mereka juga mengetahui perasaan hidup dalam penjajahan (nekolim),” ujarnya.
    Di akhir pertemuan Mujtahid Hashem, Suhail Assad dan Yousef Abbas memasangkan syal perlawanan terhadap penjajahan Israel kepada Rachmawati. (rls/nt)