Tag: Tembak Mati

  • Selundupkan 2 kg Sabu, Pengedar Tewas Ditembak

    Selundupkan 2 kg Sabu, Pengedar Tewas Ditembak

    Bandarlampung (SL) – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung, menangkap seorang kurir sabu bernama Dwi Adelianto warga Joglo Jakarta Barat, dan terpaksa menembak mati seorang pengedar lainnya berinisal RH, warga Bandarlampung.

    Dari perkara tersebut diamankan barang bukti berupa 2 Kg sabu dengan bungkus teh asal Tiongkok yang ditaruh di dalam sebuah tas ransel. Kepala BNNP Lampung Brigjenpol Tagam Sinaga mengatakan, awalnya BNNP mendapatkan informasi akan ada sabu seberat 2 Kg yang dibawa dari Pulau Jawa ke Lampung.

    Tersangka Dwi Adelianto, berangkat menuju Bandar Lampung dengan menaiki bus Kali Deres tujuan Palembang, yang berangkat pada rabu (10/14/2018) sore sekitar pukul 17.00 WIB. Kemudian RH menjemput Dwi didekat flyover Sultan Agung, Way Halim pada Kamis (11/10/2018) pukul 02.30 WIB, dengan menggunakan sepeda motor.

    “Pas kita hendak bekuk, dia melawan ketika kita keluarkan tembakan peringatan malah dia nabrak anggota, terpaksa diambil tindakan tegas terukur dan terarah, dan meninggal di tempat,” katanya di kantor BNNP Lampung, Senin (15/10/2018).

    Tenyata, berdasarkan pelacakan di website PN Tanjungkarang, RH merupakan residivis perkara narkoba yang divonis 4 tahun penjara, dan baru keluar beberapa bulan yang lalu. “Dari pemeriksaan sementara, RH dan DW (Dwi), sudah dua kali memasukan sabu ke Lampung, DW di upah sekitar Rp10 juta,” katanya.

    Sementara Dwi mengaku diperintahkan oleh seseorang bernama Amar, asal Cikampek, dengan upah Rp10 juta. “Saya cuma anterin, barang itu di jemput sama orang (red RH),” katanya.

    Ia nekat menjadi kurir sabu, lantaran butuh uang untuk biaya hidup, istri dan anak-anakya. “Saya juga punya hutang sama Amar Rp5 juta,” katanya.

    Brigjenpol Tagam Sinaga menyebutkan dengan seringnya BNN melakukan penangkapan dan menembak mati para pelaku karena melawan, kini distribusi sabu berubah modus, yang semula dari Sumatera menuju Jawa kini telah diubah.

    “Kalau kita ungkap teruskan selalu dari Aceh, mau dibawa ke Lampung dan pulau Jawa, ini kita tekan terus berubah, modusnya dari Pulau Jawa, dari Cikampek yang mau diedarkan di Lampung, kalau ada sisa bakal di bawa ke Palembang,” tambahnya. (Lampost)

  • Sudah Tujuh Orang Bandar Narkoba Ditembak Mati di Sumsel

    Sudah Tujuh Orang Bandar Narkoba Ditembak Mati di Sumsel

    Sumatera Selatan (SL) -­ Upaya mematahkan jaringan peredaran narkoba di Palembang dan khusus di Sumatera Selatan (Sumsel) sepanjang 2018 ini petugas Ditres Narkoba Polda Sumsel dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumsel, tercatat sudah ada tujuh bandar narkoba yang ditembak mati .

    Kontributor Join News Network (JNN) di Palembang, sesuai catatan menyebut ke tujuh bandar narkoba yang ditembak mati tersebut diantaranya , Michael (30), Erwin (26) dan Jonly (27) dengan barang bukti 5,1
    kilogram narkoba jenis sabu­-sabu. “Ketiganya ditembak saat melarikan diri di Banyuasin (Sumsel) ketika melarikan diri saat penggerebekan oleh petugas Ditres Narkoba Polda Sumsel Minggu, 19/4/2018,” lapor kontributor JNN, Senin (17/9/2018) pagi tadi.

    Setelah tiga bandar dieksekusi, kembali petugas BNN Sumsel juga menembak mati dua pelaku bandar narkoba
    inisial ” H ” warga Balelang dan ” Y ” warga Cakung, Jakarta Timur saat hendak menyelundupkan tiga kilo sabu dan 5.000 butir pil ekstasi dari Malaysia. Keduanya juga dieksekusi ditembak mati pada Rabu (9/5/2018).

    Di bulan Agustus tepatnya (31/8/2018) Baharuddin warga jalan desa Lalang Sembawa, Kabupaten Banyuasin,
    juga ditembak mati setelah kedapatan membawa barang bukti 1 kilogram sabu pada Jumat itu, dan terakhir penembakan Hartarto (30) warga Desa Air itam, Kecamatan Penukal, kabupaten PALI, Sumsel pada Kamis (6/9/2018).

    Selain membenarkan eksekusi mematahkan jaringan narkoba ini, Direktur Ditres Narkoba Polda Sumsel Kombes Pol Farman mengatakan, peredaran narkoba di Bumi Sriwijaya mulai menjadikan pasar para bandar untuk
    mengedarkan barang haram yakni narkoba. Kombes Pol.Kombes Pol Farman, juga menyebut Wilayah Sumsel sebelumnya hanya sebagai wilayah perlintasan untuk menyelundupkan sabu di pulau Sumatera.

    Namun saat ini berubah situasi telah menjadi lokasi tempat pengedaran hingga sangat meresahkan masyarakat di Palembang dan umumnya di Sumsel. Tentu untuk mematahkan/memutuskan mata rantai jaringan narkoba di daerah ini, tak ada pilihan lain eksekusi dengan menembak mati kepada para bandar.

    “Ini sebagai langkah efektif membuat panik para pelaku untuk tidak kembali menyelundupkan narkoba,” tegas Kombes Pol.Farman, seraya mengatakan, bila peredaran ini tidak di patahkan, tak hanya merusak generasi muda, tapi narkoba bisa merusak bangsa, jika pecandu dan pengedar marak beraksi.

    Selain peranan petugas mematahkan jaringan peredaran narkoba, Farman juga mengingatkan pentingnya peran masyarakat untuk memberikan informasi jika maraknya peredaran diwilayah mereka sangat penting.

    “Dengan peranan masyarakat, hingga petugas bisa langsung melakukan penindakan dan menangkap para pelaku. Karena peran masyarakat sangat penting, jangan takut memberikan informasi. Pelaku juga tak segan akan kami tembak mati jika melakukan perlawanan,” janji Direktur Ditres Narkoba Polda Sumsel Kombes Pol Farman. (net)