Tag: Teror

  • Ketua KPU Wakatobi Sempat Diteror Akan Dibunuh

    Ketua KPU Wakatobi Sempat Diteror Akan Dibunuh

    Kendari (SL) – Tidak hanya dianiaya, Ketua KPU Wakatobi, Abdul Rajab, rupanya diteror akan dibunuh. Pihaknya kini telah melaporkan kejadian naas tersebut ke Polres Kota Kendari, Sabtu, (22/12/2018). Terkait kejadian itu, Rajab mengaku dianiaya oleh salah seorang kader Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), La Ode Moru.

    Kejadiannya, saat Rajab sedang menghadiri undangan sidang sengketa administrasi 7 Caleg Wakatobi di Kantor Bawaslu Provinsi Sultra, Jum’at, (21/12), sekitar Pukul 20.00 wita. Diduga keras, penganiaayaan itu dipicu, karena tidak lolosnya pelaku dalam pencalonan Caleg 2019, dikarenakan kekurangan berkas syarat Daftar Pencalonan Tetap (DCT).

    Sebelum insiden ini, kepada RiakNews, Rajab membeberkan bahwa dia pernah beberapa kali menerima teror dan ancaman akan di bunuh oleh pelaku melalui telepon seluler. “Iya, dia pernah melakukan pengancaman dan teror melalui telepon. Teror nya begini, dia menelpon ke saya bahwa dia minta agar diloloskan menjadi Caleg di partai PKPI, karena berkasnya itu tidak memenuhi syarat, maka oleh kami dicoret untuk tidak diloloskan,” bebernya, ditemui di Mapolres Kota Kendari.

    Sebelumnya, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, memberikan pemahaman kepada pelaku terkait hal dimaksud. Namun kata Rajab, upaya itu sia-sia. “Saya sampaikan ke dia bahwa kalau misalnya kami meloloskan anda, maka kami ini akan dipecat, akan di DKPP, setelah itu dia melakukan pengancaman bahwa berkas saya itu sama dengan nyawa saya, penggantinya juga harus nyawa. Begitu bahasanya. Itu, dia menelpon saya sekitar pukul 17.00 sebelum penetapan DCT,”” ucap Rajab.

    Buntut dari itu, Rajab dipukul satu kali dibagian dada atas. Tak hanya itu, pelaku sempat melontarkan kekesalannya sebelum akhirnya melarikan diri. “Dipukul di dada bagian atas satu kali. Setelah dia pukul saya, dia bilang kamu ancam-ancam saya melalui polisi, kamu ini yang tidak kasih lolos saya menjadi Caleg,” kata Rajab menirukan bahasa pelaku penganiaya dirinya.

    “Itu bahasanya setelah dia pukul saya. Saya akan sampaikan itu di kepolisian supaya kepolisian juga melakukan langkah-langkah,” pinta Rajab.

    Dari kejadian ini, Rajab pun berharap kepada kepolisian, pelaku yang telah menganiaya dirinya segera ditangkap. “Kalau bisa ditangkap ini pelaku. Ya, segera ditangkap,” harapnya.

    Sementara itu, Ketua KPU Provinsi Sultra, La Ode Abdul Natsir menjelaskan, pihaknya telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti. “Saya kira ini baru pemeriksaan dari SPKT, tentu selanjutnya akan dialami bagian Reskrim. Nah, kita minta dibuka saja semua hal-hal yang diketahui, dialami terkait dengan apa yang melatarbelakangi masalah ini, mungkin saja ada teror, mungkin saja ada intimidasi sebelumnya. Dalam pengembangannya di kepolisian BAP dibuka saja,” tutup Natsir. (riaknews)

  • Alami Teror, Model Irene Susanti Ngadu ke Komnas Perempuan

    Alami Teror, Model Irene Susanti Ngadu ke Komnas Perempuan

    Jakarta (SL) – Seorang perempuan yang diketahui berprofesi sebagai peragawati atau model mengadu ke Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/4/2018).

    Irene yang didampingi dua orang perempuan dan seorang laki-laki langsung kabur menghindari puluhan awak media yang ingin meminta wawancara. Ia bahkan menutupi wajahnya dari sorotan kamera dengan kain yang melingkar di leher.

    Menurut Ahmad Rofiq dari BPKP NKRI yang mendampingi Irene di Komnas Perempuan, perempuan asal Palembang itu membuat pengaduan ke Komnas Perempuan karena telah ditipu dan mengalami kekerasan verbal dari seorang pria berinisial MY (Mawardi Yahya).

    “Dia meminta masukan dari Komnas Perempuan, dia mempunyai hubungan dengan seorang laki-laki, MY. Laki-laki itu menjanjikan sesuatu tapi tidak dipenuhi, janjinya seperti apa kami tidak tahu secara detail, kami hanya mendampingi. MY itu seorang calon kepala daerah. Cawagub di Sumatera Selatan,” katanya kepada awak media.

    Ahmad mengatakan, Irene merasa dirugikan karena selama ini selalu dijanjikan hal-hal manis setelah 20 tahun berhubungan dengan MY, termasuk janji untuk menikah. Sayangnya, janji-janji itu tak kunjung datang dan justru belakangan Irene kerap mendapat pesan berupa ancaman.

    “Hubungan 20 tahun. Ketenangan ibu Irens terusik beberapa bulan ini. terusik dengan telepon dan sms dari orang-orang MY,” ujarnya.

    “Bukan ancaman, cuma MY ini takut hubungan mereka terbongkar. Jadi semacam saran atau bujukan. Hal ini secara psikis membuat ibu terusik, nah kemudian meminta masukan dari Komnas Perempuan,” imbuhnya.

    Terkait kehidupannya yang sudah terusik dan adanya ingkar janji dari MY, Irene belum berniat melaporkan ke polisi. Irene berharap Komnas Perempuan dapat menjadi mediator dalam menyelesaikan masalahnya.

    “Kami melihat perkembangan ke depan dulu. Kalau tak ada arah positif kita akan mendampingi,” tandasnya.

    Nomor hp pendamping korban Ahmad Rofik
    0816387933
    082114141627