Tag: Terorisme

  • HAM, Pemberantasan Korupsi dan Terorisme Jadi Fokus Debat Perdana Capres 2019

    HAM, Pemberantasan Korupsi dan Terorisme Jadi Fokus Debat Perdana Capres 2019

    Jakarta (SL) – Debat Perdana Calon Presiden (Capres) 2019 menjadi pergunjingan hebat di dalam kancah politik. Pasalnya, debat yang akan digelar 17 Januari 2019 ini terfokus pada tiga (3) isu saja, yakni persoalan hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, dan terorisme.

    Tiga isu besar bidang hukum akan menjadi fokus dalam debat perdana, yaitu persoalan hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, dan terorisme. Enam panelis yang dipilih untuk terlibat dalam debat ini, telah disebutkan nama-namanya, seperti mantan Ketua Mahkamah Agung (MA), Bagir Manan; Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik; Guru Besar Hukum Universitas Indonesia Prof Hikmahanto Juwana; Ahli Tata Negara Margarito Kamis, dan Bivitri Susanti.

    Dijelaskannya, mekanisme debat akan berlangsung selama sekitar 89 menit yang dibagi dalam enam segmen. Bocoran yang diterima, Segmen Pertama tentang penyampaian visi misi pasangan capres dan cawapres, dilanjut Segmen Kedua dan Ketiga masuk dalam poin debat dengan metode pertanyaan terbuka.

    Berlanjut di segmen Empat dan Lima lemparan kepada pasangan calon untuk memberikan pertanyaan kepada pasangan calon lainnya. Pada sesi ini, paslon bisa saling menimpali/menanggapi jawaban satu sama lainnya, dan Segmen penutup.

    Dikabarkan, dalam debat perdana Capres 2019 ini tidak diperbolehkan membahas kasus. Pada debat ini, tak akan ada pembahasan kasus. Salah satu panelis, ahli hukum dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Bivitri Susanti mengatakan, panelis tidak akan mengajukan pertanyaan spesifik terkait kasus hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.”Yang tidak ditanya itu maksudnya kasus-kasus individual,” ujar Bivitri.

    Contohnya, kasus penyiraman air keras yang dialami oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Ia tak bisa menjawab saat ditanya lebih jauh soal kesepakatan ini karena merupakan kewenangan KPU.

    Para panelis akan mengajukan pertanyaan seputar visi misi yang dipaparkan dalam segmen pertama. Pertanyaan yang diajukan akan bersifat umum, misalnya terkait strategi, kebijakan dan sikap pasangan calon mengenai isu penegakan hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. Lalu, bagaimana komitmen kedua calon terkait isu-isu tersebut dan apa yang akan jadi tantangan ke depan? Apa saja yang perlu menjadi sorotan?

    JEO ini akan mengupas ketiga isu tersebut, masing-masing dalam satu bab pembahasan tersendiri, yaitu berturut-turut memakai judul, Soal HAM, Jangan Hanya “Gimmick”, Komitmen Pemberantasan Korupsi Harus Kuat, Penanganan Terorisme Tak Bisa Pakai “Mindset” Proyek.

  • Diduga Teroris, Densus Tangkap Pimpinan Ponpes di Jatiagung

    Diduga Teroris, Densus Tangkap Pimpinan Ponpes di Jatiagung

    Lampung Selatan (SL) – Tim Densus 88 Mabes Polri kembali turun gunung. Mereka mengamankan seorang terduga teroris asal Jalan Karanganyar RT 03 Dusun 1A Desa Karanganyar, Jatiagung, Lampung Selatan, pukul 10.30 WIB, Jumat (22/6/2018).

    Dia diketahui bernama Misgianto, pimpinan Pondok Pesantren Al-Mubaroq.

    Pantauan rilislampung.id di lapangan, ponpes bercat putih dengan cat hitam-putih milik terduga telah dipagari dengan garis polisi.

    Pintu bagian depan terbuka lebar. Namun saat mengetahui awak media datang, seorang pria bertubuh tinggi langsung menutupnya.

    Salah satu tetangga terduga teroris yang enggan menyebutkan namanya, menyebutkan, penangkapan terjadi sekira pukul 10.00 WIB.  “Iya tadi ada yang ditangkap satu orang. Sudah ya jangan tanya-tanya lagi,” ujar pria paruhbaya ini.

    Mamik, istri Ketua RT 03 Dawam membenarkan tadi pagi polisi mendatangi rumah tersebut. “Itu pondok pesantren, tapi nggak jelas namanya apa. Tadi polisi ramai datang, ada yang pakai rompi hitam dan senjata laras panjang. Tapi nggak tahu siapa dan berapa orang yang dibawa,” katanya.

    Ia menjelaskan, pondok pesantren tersebut tidak pernah berbaur dengan masyarakat.  “Laporan ke kita juga nggak pernah. Sudah lama berdiri pondok itu, ada sekitar lima tahun tapi jemaahnya nggak jelas. Jemaahnya ke luar masuk, tapi bukan warga sini,” tandasnya. (rilis.id)

  • Presiden Ingatkan Kembali Proses Deredikalisasi Cegah Terororis Masuk Kampus,

    Presiden Ingatkan Kembali Proses Deredikalisasi Cegah Terororis Masuk Kampus,

    Indramayu (SL) – Terungkapnya aktivitas yang terkait dengan aksi teror di lingkungan kampus memang menjadi kekhawatiran tersendiri. Untuk menanggulangi agar paham radikalisme tidak semakin meluas, pemerintah akan terus melakukan proses deradikalisasi yang telah berjalan.

    “Memang radikalisme ini tidak muncul tiba-tiba. Ini sudah proses yang lama dan tidak mendadak datang”, kata Presiden ketika dimintai pandangannya oleh para jurnalis saat kunjungan kerjanya di Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Kamis, 7 Juni 2018.

    Menurut Presiden, proses-proses untuk deradikalisasi sudah digerakkan oleh pemerintah misalnya melalui BNPT untuk pencegahan atau tindakan di Polri dan TNI.

    Namun Presiden berharap bahwa proses deradikalisasi yang saat ini digerakkan pemerintah tidak hanya berjalan sendirian. Menurutnya, keterlibatan berbagai elemen masyarakat dan organisasi keagamaan juga penting sebagai upaya pencegahan sejak dini.

    “Misalnya Majelis Ulama Indonesia juga ikut berperan, kemudian Nahdlatul Ulama juga ikut berperan, dan Muhammadiyah juga kita ajak berperan bersama. Memang kalau melihat data yang terpapar itu angkanya sudah sangat mengkhawatirkan. Ini yang terus akan kita kerjakan,” ucapnya.

    Kepala Negara juga mengungkapkan bahwa saat ini sedang dilakukan kajian oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai diperlukan atau tidaknya regulasi yang secara khusus mengatur soal radikalisme di lingkungan kampus ini.

    “Baru dalam proses kajian oleh Kemenristekdikti. Tetapi kalau memang regulasi itu diperlukan, akan kita buat. Tapi ini masih dalam kajian,” tuturnya.

    Ia menegaskan bahwa radikalisme di kampus dan pencegahannya sama sekali tidak berkaitan dengan prinsip kebebasan akademik atau berserikat. Dua hal itu menurutnya adalah hal berbeda yang tidak saling terkait.

    “Tidak ada hubungannya antara kebebasan akademik atau kebebasan berserikat dengan proses pencegahan radikalisme. Ini adalah proses dalam rangka eksistensi negara kita ini, bukan yang lainnya,” tandasnya. (Bey Machmudin)

  • Irjen Pol Suntana : Tiga Terduga Teroris Yang Ditangkap di Pesawaran Dalam Proses

    Irjen Pol Suntana : Tiga Terduga Teroris Yang Ditangkap di Pesawaran Dalam Proses

    Bandarlampung (SL) – Penangkapan terhadap tiga orang terduga terorisme yang menggegerkan warga Pekon Waringin Sari, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pesawaran, saat ini masih dalam proses pemeriksaan.

    Kapolda Lampung Inspektur Jendral (Irjen) Suntana membenarkan, bahwa Tim Densus 88 Mabes Polri bersama Polda Lampung telah mengamankan tiga orang terduga. “Ya benar, telah diamankan terduga tapi sekarang masih dalam proses,” ujarnya kepada Media di Mapolda Lampung, Senin, (4/6).

    Sementara itu, terkait adanya teror bom dilingkungan kampus yang terjadi di Provinsi Riau, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak-pihak rektor kampus. “Pontesi acaman terorisme bisa terjadi dimana saja, nah kejadian di Riau didalam kampus menjadi perhatian kita, maka dari itu kami telah melakukan koordinasi dengan sejumlah rektor guna mengantisipasi agar peristiwa itu tidak terjadi Lampung,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Tim Densus 88 Mabes Polri bersama Polda Lampung dan Polres Tanggamus meringkus tiga orang terduga teroris di Desa Pekon Waringi Sari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Minggu, (3/6).

    Berdasarkan informasi yang diterima Media ketiga terduga teroris yakni US (43) penjual obat tradisional, IU (42) penjual kue lanting dan IMU (37) penjual motor bekas, ketiganya merupakan warga Desa Pekon Waringin Sari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu.

    Usai penangkapan terhadap ketiganya, Densus 88 bersama Polda Lampung langsung melakukan penggeledahan. Namun, belum diketahui barang bukti apa saja yang telah diamankan pihak kepolisian. (nt/*/jun)

  • Panglima TNI dan Kapolri Ajak Masyarakat Lampung Lawan Terorisme

    Panglima TNI dan Kapolri Ajak Masyarakat Lampung Lawan Terorisme

    Bandarlampung (SL) – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengajak seluruh keluarga besar TNI-POLRI, alim ulama, dan Masyarakat Lampung bersatu padu mencegah dan melawan radikalisme dan terorisme.

    Hal tersebut disampaikan mereka  dalam acara Safari Ramadhan 1439 H bersama keluarga besar TNI-POLRI serta komponen masyarakat Lampung, di Makorem 043/Gatam, Bandar Lampung, Senin (4/6/2018).

    Dalam kesempatan itu, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan ucapan syukur karena dapat bersilaturahmi dengan keluarga besar TNI-POLRI, alim ulama, dan masyarakat Lampung. “Semoga silaturahmi ini memperoleh ridho dari Allah SWT. Kita mengharapkan kebersamaan dan silaturahmi ini dapat terus ditingkatkan, terutama dalam mempertebal keimanan dan ketaqwaan, sehingga negara kita dalam perlindungan allah,”  jelas Hadi Tjahjanto.

    Lebih lanjut, Panglima TNI  menjelaskan bulan suci ini merupakan kesempatan baik dalam memerangi hawa nafsu untuk membentuk pribadi yang lebih baik. “Namun bulan yang penuh keberkahan ini, diciderai oleh aksi terorisme yang telah menyakiti umat manusia yang tidak berdosa. Beberapa aksi teror yang belum lama terjadi seperti Mako Brimob Depok, Tiga  Gereja di Surabaya, Mapolresta Surabaya, rusunawa di Sidoarjo, dan Mapolda Riau,” jelasnya.

    Ia menjelaskan bahwa berbagai aksi tersebut merupakan jalan yang salah, karena tindakan tersebut merupakan kejahatan dimana orang tidak berdosa dan anak-anak menjadi korbannya. “Untuk itu,  kita tidak boleh takut untuk melawan dan memerangi radikalisme disekitar kita. Kita harus membendung radikalisme yang dapat menyebabkan anarkisme dan terorisme. Segenap pihak, baik dari keluarga besar TNI-POLRI, Alim Ulama dan masyarakat harus saling membahu dalam memerangi dan melawan radikalisme dan terorisme,” ujarnya.

    Safari Ramadhan dihadiri juga oleh  Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya Mayjen TNI Anto Mukti Putranto. Pangdam mengucapkan terimakasih karena Panglima TNI dan Kapolri telah datang ke Makorem 043/Gatam. “Selamat datang di wilayah Provinsi Lampung. Semoga kehadirannya dapat memberikan semangat baru dan mampu memberikan motivasi dalam meningkatkan kinerja serta membawa keberkahan dibulan ramadhan,” ujar Mayjen TNI Anto.

    Pangdam juga menuturkan bahwa kondisi di wilayah Kodam II dalam kondisi aman dan nyaman, terutama di Provinsi Lampung. Hal itu dikarenakan adanya sinergitas yang baik antar jajaran TNI-Polri di Kodam II.  Kehadiran Panglima TNI dan Kapolri juga didampingi Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto serta Ketua Umum Bhayangkari Tri Suswati Karnavian. Kegiatan Safari Ramadhan ini juga turut dihadiri Forkopimda Provinsi Lampung, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, dan keluarga besar TNI-Polri.

    Sebelumnya, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Anto Mukti Putranto dan Pjs. Gubernur Lampung Didik Suprayitno bersama Forkopimda Provinsi Lampung melakukan penjemputan kedatangan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Bandara Raden Intan II. (Humas Prov)

  • Jenasah Haji Saputra Terduga Teroris  Surabaya Dimakamkan di Dusun Kali Cinta Lampung Utara

    Jenasah Haji Saputra Terduga Teroris Surabaya Dimakamkan di Dusun Kali Cinta Lampung Utara

    Lampung Utara (SL) – Jenasah Haji Saputra (24), warga Dusun Cinta Sari Desa Kali Cinta Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara. Terduga teroris yang ditembak mati Tim Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88) dimakamkan di kediamannya, Kamis malam (24/05/2018).

    Diketahui, jenasah Haji Saputra sampai di kediamannya sekira Pukul 23.00 WIB dengan menggunakan satu unit mobil ambulan yang bertuliskan Kelurahan Utan Panjang Jakarta Pusat dengan Nomor Polisi B 1338 PZU.

    Setibanya di rumah, jenasah Haji Saputra terlebih dahulu disholatkan pihak keluarga yang kemudian dilanjutkan dengan pemakaman di Dusun Cinta Sari Desa Kali Cinta Kecamatan Kotabumi Utara.

    Diberitakan sebelumnya, Haji saputra (24) pria yang ditangkap oleh tim Densus 88 merupakan warga Lampung Utara. Hal ini dibenarkan oleh Kepala desa Kali Cinta, Hartono. “Iya betul dia warga Saya,” katanya saat dihubungi via telepon, Minggu lalu, (13/05/2018). Menurutnya, Haji Saputra tinggal di Dusun Cinta Sari, Desa Kalicinta, Kotabumi Utara Lampung Utara.

    Sementara itu, Kapolres Lampung Utara, AKBP. Eka Mulyana, pun membenarkan adanya warga Lampung Utara yang diamankan Detasemen Khusus Anti Teror 88.

    “Dia ditangkap di Cianjur. Kalau berdasar KTP yang bersangkutan tinggal di Desa Kalicinta, Kotabumi Utara. Anggota saya masih melakukan pengumpulan keterangan,” ujarnya.

    Diketahui, penangkapan teroris yang ditangkap oleh Mabes Polri pimpinan AKBP Agung, AKBP Dani dan tim, yang berlokasi di Terminal Pasir Hayam/ Jebrod Jalan Perintis Kemerdekaan Kecamatan Cilaku Kabupten Cianjur.

    Tersangka menggunakan kendaraan roda empat merk honda Brio warna abu abu nopol. F 1416 UZ. Di dalam kendaraan tersebut  terdapat 4 orang yang diduga teroris sudah dalam keadaan mati (tertembak).

    Adapun identitas terduga pelaku teroris, yakni Batti Bagus Nugraha, warga jalan Utan Panjang III Ds. Utan Panjang Kebayoran Jakarta pusat; Dwi Cahyo Nugroho, warga Ds. Klagen Wonosari, Kec. Klirong Kab. Kebumen Jateng; Agus Riyadi, warga Dusun Kesasi Kota Ds. Kesasi Kecamatan Kesasi Kabupten Pekalongan, Jateng; serta Haji Saputra, warga Dusun Cintasari, Desa Kalicinta Kecamatan Kotabumi Utara Lampung Utara. (ardi/pan)

  • Penyerangan Mapolsek di Jambi Bukan Teroris Dan Pelaku Sulit Diajak Komunikasi

    Penyerangan Mapolsek di Jambi Bukan Teroris Dan Pelaku Sulit Diajak Komunikasi

    Jakarta (SL) – Mabes Polri memasyika. Dua pelaku Penyerang Polsek Maro Sebo Jambi bukan kegiatan teroris. Polisi melakukan tes kejiwaan terhadap pelau yang ditangkap, karena hingga kini sulit diajak berkomunikasi, dan sulit dimintai keterangan.

    Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol M. Iqbal. Sik. MH mengatakan, penyerang Mapolsek Maro Sebo Muaro Jambi saat ini tengah menjalani tes kejiwaan. Hal tersebut dilakukan karena pelaku berinisial AS itu tidak menjawab pertanyaan penyidik dengan baik.

    Pelaku AS menjalani pemeriksaan di RS Bhayangkara Polda Jambi, kondisinya sehat. Penyidik dan beberapa tim dari Mabes Polri sudah berada di Polda Jambi untuk tahap pertama melakukan pemeriksaan kejiwaan. “Karena sampai saat ini pelaku belum bisa berkomunikasi, ditanya A jawab B, ditanya B jawab C,” kata M. Iqbal di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (23/5/2018).

    Hingga saat ini, motif penyerangan yang terjadi pada Selasa (22/5/2018) itu belum diketahui. Polisi masih memerlukan keterangan ahli yang meyakinkan ada dan tidaknya gangguan kejiwaan pada pelaku yang diketahui merupakan residivis.

    Kendati serangan tersebut disebutnya bukan termasuk serangan terorisme, menurut M. Iqbal kepolisian tetap mengantisipasi segala halnkemungkinan. Kepolisian meningkatkan pengamanan di sekitar kantor polisi dan berkoordinasi dengan masyarakat sekitar. “Untuk ini kami juga sampaikan belum ada dugaan bahwa pelaku masuk dalam aliran apapun, jaringan apapaun belum ada,” kata Iqbal.

    Kepolisian kata Iqbal masih terus mendalami identitas keluarga pelaku, mengingat AS diketahui memiliki catatan kriminal di bidang narkoba. Namun belum bisa memaatikan apakah pelaku merupakan seorang pengedar narkoba atau hanya pemakai narkoba. “Akibat penyerangan itu, dua orang polisi mengalami luka-luka akibat sabetan senjata tajam. Kondisi keduanya saat ini sudah membaik, ” jelas Iqbal. Sik. MH. (brp/nt/red)

  • Mahfud MD: TNI – Polri Harus Bersama Berantas Terorisme

    Mahfud MD: TNI – Polri Harus Bersama Berantas Terorisme

    Yogyakarta (SL) – Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD menilai peran TNI dan Polri tidak bisa dipisahkan dalam penanganan kasus-kasus terorisme.

    “Menurut saya perlu (TNI dilibatkan) dan tidak cukuplah Polri sendiri, tidak bisa sendiri-sendiri. Kalau pertahanan dan keamanan dipisah, malah kacau negara ini,” kata Mahfud saat ditemui di ruang kerjanya di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (22/5/2018).

    Menurut Mahfud, dalam konteks kasus terorisme terdapat area abu-abu yang bisa mempertemukan TNI yang memiliki peran menjaga pertahanan negara dan ideologi serta Polri yang memiliki peran menjaga keamanan dan penegakan hukum.

    “Seperti bom, itu kan peristiwanya (ancaman) keamanan karena dia membunuh orang. Tetapi karena dia latar belakangnya ideologi maka bisa masuk (ancaman) pertahanan,” kata Mahfud.

    TNI bisa masuk dalam penanganan terorisme, menurut Mahfud, dengan catatan tidak boleh masuk dalam penanganan hukumnya, melainkan hanya mendukung fungsi untuk menghalau serangan atau menangkap teroris (red)

  • Diduga Memiliki Paham Radikal, Kesbangpol Terus Monitoring Masyarakat Kabupaten Pesawaran

    Diduga Memiliki Paham Radikal, Kesbangpol Terus Monitoring Masyarakat Kabupaten Pesawaran

    Gedongtataan (SL) – Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Pesawaran terus melakukan monitoring terhadap beberapa orang yang diduga ikut dalam jaringan Suriah.

    “Kita terus melakukan monitoring kepada masyarakat yang kami duga memiliki paham radikalisme, dan ada salah satu warga yang baru dua tahun pulang dari Suriah. Untuk identitasnya sudah kita kantongi dan selalu kita pantau perkembangan, namun saat ini yang bersangkutan masih keluar provinsi,” ungkap Kepala Kesbangpol Kabupaten Pesawaran Pathurozi, ketika di konfirmasi di ruang kerjanya, Senin (21/5).

    Saat ini katanya, informasi sementara yang bersangkutan ada di wilayah serang Banten, aktivitasnya berjualan namun informasi terakhir ada di daerah Bogor. “Selain itu kami juga lagi monitoring ada juga di daerah Kecamatan Padangcermin,” katanya.

    Menurutnya, guna mencegah paham radikalisme maupun terorisme yang memecah belah persatuan dan kesatuan juga mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Saat ini ada beberapa kelompok maupun orang-orang yang berkaitan dengan dugaan terlibat paham radikalisme maupun terorisme,” katanya.

    Ketika di tanya terkait pendanaan kelompok teroris, dirinya menjelaskan biasa mereka mendapat bantuan dana luar negri langsung ke rekening jaringan-jaringan terorisme.

    Dia juga menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Pesawaran untuk mewaspadai kelompok radikalismes, terutama rumah-rumah kontrakan yang akan dijadikan lokasi perakitan bom.

    “Saya juga menghimbau kepada pemilik rumah kontrakan harus selektif menerima orang yang hendak menyewa dan menyertakan identitas karena khawatir mereka jaringan terorisme karena kewaspadaan itu tentu dapat mencegah kelompok radikalisme maupun terorisme,” katanya.

    Sementara itu pasca penangkapan terduga teroris bernama Supriyanto yang dilakukan Detasemen khusus (Densus) 88 di Pasar Tamin pada jumat kemarin (18/05/18).

    Jajaran Polres Pesawaran melakukan pengawasan ketat terhadap simpatisan dan kerabat terduga teroris bernama Supriyanto. Hal itu disampaikan Kapolres Pesawaran AKBP Syaiful Wahyudi,  Senin (21/05) “Terkait dengan simpatisan terduga teroris yang ditangkap Densus 88, sedang di lakukan pengawasan oleh petugas baik terhadap keluarga, termasuk anak dan istri serta rekannya, doktrin pasti ada,” kata Syaiful di rungan kerjanya, Senin (21/05). (Destu)

  • Polsek dan Koramil Tuba Apel Bersama Siaga Terorisme

    Polsek dan Koramil Tuba Apel Bersama Siaga Terorisme

    Tulangbawang Barat (SL) – Dalam rangka mewujudkan pelayanan prima terkait keamanan di wilayah hukum Polsek Tumijajar kabupaten Tulang bawang barat (Tubaba) berbagai kegiatan telah dilakukan. Salah satunya adalah menggelar apel bersama dengan Koramil Tuba Udik. Sabtu (19/5/18)

    Setelah apel bersama dilanjutkan dengan patroli bersama. “Patroli bersama dalam rangka antisipasi serangan dari terorisme, kejahatan C3, di wilayah hukum polsek Tumijajar dan koramil Tulang Bawang Udik.

    “Hal ini sangat membantu masyarakat untuk mnciptakan rasa aman, nyaman,”ujar anggota DPRD Tubaba Gunawan Agung Kuncoro,SH,.

    Gunawan optimis dengan semangat menjaga kamtibmas yang telah dilakukan pihak polsek dan koramil, keamanan wilayah akan terwujud.”Saya apresiasi kegiatan patroli bersama antara polsek Tumijajar dan koramil Tulangbawang Udik, karena dapat menekan tindak criminal,” ujarnya.

    Dilain tempat, Kapolsek Tumijajar Aladin mengatakan kegiatan ini akan berlanjut sampai akhir ramadhan atau menjelang lebaran nanti ”Kita akan melakukan kegiatan patroli selama bulan ramadhan sampai menjelang lebaran dengan harapan agar situasi menjadi aman dan kondusif jauh dari teror atau aksi kejahatan lainnya. Kepada warga saya mengajak kiranya dapat menjaga situasi baik jangan mudah terprovokasi kita jadikan bulan ramadhan bulan kedamaian” Kata Aladin kepada sinarLampung.com saat dihubungi melalui via telepon.

    Pantauan Sinarlampung.com di lapangan, patroli bersama dengan menggunakan sepeda motor dipimpin langsung oleh Kanit Sabhara Aipda Basmara. (Robert/Angga)