Tag: Timnas Indonesia

  • Jadwal Timnas U-16 Indonesia VS Vietnam, Pelatih Tak Ingin Hasil Sekedar Seri

    Jadwal Timnas U-16 Indonesia VS Vietnam, Pelatih Tak Ingin Hasil Sekedar Seri

    Jakarta (SL)-Laga akhir dalam babak penyisihan Group A Piala AFF U-16 2022, Timnas U-16 Indonesia akan bertemu Vietnam di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu 06 Agustus 2022 sekira pukul 20:00 WIB.

    Saat ini posisi Timnas U-16 memuncaki klasemen dengan nilai 6, sehingga mereka unggul dengan selisih (+11) dari Vietnam (+9) yang memiliki point sama.

    Dalam laga melawan Vietnam, Tim asuhan Bima Sakti itu hanya membutuhkan hasil seri untuk melaju yang nantinya juara group dan satu runner-up terbaik (dari tiga group-red) berhak lolos ke semifinal.

    Dalam laga nanti, Bima Sakti mengatakan akan melakukan rotasi pemain. Beberapa pemain yang menaklukkan Singapura dengan 9-0 pada Rabu lalu akan di istirahatkan.

    “Kami akan melakukan beberapa perubahan susunan pemain. Saat melawan Singapura ada pemain yang sengaja diistirahatkan agar lebih segar saat berjumpa Vietnam,” kata Bima Sakti di Stadion Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sleman, Yogyakarta, Jumat.

    Bima mengungkapkan, salah posisi yang tak akan dirotasi adalah kiper. Andrika Fathir Rachman akan tetap menjadi pilihan. “Andrika lebih siap daripada kiper yang lain,” kata pelatih berusia 46 tahun ini.

    Andrika diturunkan saat Indonesia mengalahkan Filipina dan Singapura. Menurut Bima, meski penampilan kiper ini sempat mendapatkan sorotan karena beberapa kali melakukan kesalahan di areanya, ia terbukti mampu menjaga gawang Indonesia dari kebobolan.

    “Posisi Andrika tak tergeser meski kiper utama timnas U-16 Indonesia Ikram AlGiffari sudah pulih dari sakit cacar air. “Ikram baru sembuh, jadi dia perlu meningkatkan lagi kondisi fisiknya,” kata Bima.

    Bima mengatakan semua pemainnya dalam kondisi siap tempur kecuali bek Muhammad Yanuar Pallaraeng. Yanuar, yang bermain versus Filipina selama 11 menit menjelang laga berakhir, disebut Bima mengalami cedera pergelangan kaki (ankle).

    “Ketika latihan hari Sabtu sebelum melawan Filipina, dia sebenarnya sudah merasa sakit di bagian ‘ankle’-nya. Namun sekarang ternyata sedikit bengkak jadi kami mengistirahatkannya,”ujar Bima.

    Bima Sakti menegaskan bahwa dirinya tidak mengalami kesulitan dalam memutuskan siapa yang akan berlaga menghadapi Vietnam. Hal itu karena skuad “Garuda Asia” memiliki pemain dengan kualitas yang tak jauh berbeda.

    “Saya menyampaikan kepada pemain, tidak ada pemain inti maupun cadangan. Atmosfer itu pun terbawa dalam sesi latihan. Pemain jadi selalu semangat bertarung untuk menunjukkan siapa yang siap untuk berlaga,” kata Bima.

    Bima juga mengatakan, meski hanya membutuhkan hasil seri, para pemain Timnas U-16 Indonesia akan diinstruksikan untuk mengejar kemenangan. “Kami tak boleh berpikir, Wah, seri sudah cukup jadi kami harus bermain aman. Kami mau fight dan menang,” kata dia.

    Meski demikian, Bima tidak mempermasalahkan jika memang seri menjadi hasil akhir laga tersebut. Namun, kalah tidak masuk dalam skenario. Sebab, andai takluk dari Vietnam, Timnas U-16 Indonesia harus berharap menjadi peringkat kedua terbaik fase grup Piala AFF U-16 2022 ini dan hal itu artinya menggantungkan nasib kepada tim dari grup lain. “Kami tak mau berharap pada tim lain. Kami ingin menentukan nasib kami sendiri,” kata Bima.

  • Timnas Indonesia Tersingkir, Edy Rahmayadi: “Jika Wartawannya Baik, Maka Timnasnya Juga Baik”

    Timnas Indonesia Tersingkir, Edy Rahmayadi: “Jika Wartawannya Baik, Maka Timnasnya Juga Baik”

    Bandarlampung (SL) – Ketua PSSI Edy Rahmayadi kembali mengeluarkan pernyataan yang menjadi sorotan banyak pihak. Bahkan media luar negeri pun ikut membahas pernyataan Edy Rahmayadi yang baru-baru ini menyebut ‘Jika wartawannya baik, maka timnasnya juga baik’. Komentar Edy Rahmayadi saat ditanyai tentang peforma timnas Indonesia di Piala AFF 2018 turut diwartakan Fox Sports Asia.

    Fox Sports Asia memberikan judul dalam artikelnya, “AFF Cup 2018: PSSI Chairman Edy Rahmayadi states ridiculous reason for Indonesia national team’s failure (Piala AFF 2018: Ketua PSSI Edy Rahmayadi menyatakan alasan tidak masuk akal untuk kegagalan timnas Indonesia).”

    Dalam wartanya, Fox Sports Asia menyinggung soal rasa tidak senang pendukung Indonesia dengan timnas karena sejumlah alasan. Salah satu contoh ketidakpuasaan tersebut adalah dengan menunjukkan spanduk yang berisi pesan bernada frustasi pada pertandingan pertama melawan Singapura.

    Fox Sports Asia juga membahas soal berbagai seruan pemecatan ketua PSSI, Edy Rahmayadi, dan pelatih timnas, Bima Sakti.

    Timnas Indonesia telah terhenti langkahnya di fase grup Piala AFF 2018 dengan menyisakan satu pertandingan lagi melawan Filipina, Minggu (25/11/2018). Saat ditanya mengenai kegagalan timnas Indonesia, Edy Rahmayadi pun memberikan jawaban. Edy Rahmayadi berkomentar, “Wartawannya harus baik, jika wartawannya baik maka timnasnya baik.”

    Timnas Indonesia bisa dikatakan tampil kurang apik pada Piala AFF 2018, skuat Garuda harus bersaing dengan Thailand, Filipina, dan Singapura pada Grup B. Tim besutan Bima Sakti itu kalah di laga perdana melawan Singapura dengan skor 0-1.

    Lalu pada laga kedua, timnas Indonesia menang dengan skor 3-1 melawan Timor Leste. Pada laga ketiga timnas Indonesia kalah dari Thailand dengan skor 2-4. Timnas Indonesia pun masih menyisakan satu laga melawan Filipina yang akan dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (25/11/2018).

    Akan tetapi apapun hasil laga melawan Filipina, tidak akan berpengaruh terhadap timnas Indonesia, skuat Garuda telah terhenti. (tbn/sony)

  • Nasib Timnas Indonesia Diujung Tanduk untuk Maju ke Semifinal Piala AFF 2018

    Nasib Timnas Indonesia Diujung Tanduk untuk Maju ke Semifinal Piala AFF 2018

    Jakarta (SL) – Nasib Timnas Indonesia di ujung tanduk. Bahkan, Indonesia dipastikan terdepak lebih awal dan tidak dapat menembus babak semifinal Piala AFF 2018.

    Hal itu terjadi bila laga Filipina kontra Thailand berakhir imbang pada Rabu (21/11/2018). Sebab, tambahan satu nilai cukup membawa keduanya menjauh dari kejaran Timnas Indonesia.

    Timnas Indonesia saat ini berada di peringkat keempat klasemen Piala AFF 2018dengan koleksi tiga poin dari 3 laga. Jika Thailand vs Filipina imbang, maka kedua tim tersebut akan mengoleksi tujuh poin yang tak mungkin dikejar oleh skuat Garuda.

    Apalagi, timnas Indonesia hanya menyisakan satu laga melawan timnas Filipina pada Grup B Piala AFF 2018. Duel antara Indonesia vs Filipina bakal berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018).

    Satu-satunya harapan dari timnas Indonesia adalah kemenangan yang diraih oleh Thailand saat melawan Filipina pada matchday keempat Grup B Piala AFF 2018. Filipina memiliki satu keuntungan pada laga ini lantaran bertindak sebagai tuan rumah.

    Tak sampai di situ, terdapat dua syarat lainnya yaitu Thailand menang atas Singapura di laga terakhir serta Indonesia mampu mengalahkan Filipina.

    Skema tersebut akan membuat Indonesia memiliki enam poin sama dengan Filipinadan Singapura (tergantung laga melawan Timor Leste).

    Selanjutnya, skuat asuhan Bima Sakti masih harus bergantung kepada selisih gol untuk menjadi runner-up Grup B dan lolos ke semifinal Piala AFF 2018.

    Lanjutan Piala AFF 2018 Grup B Filipina vs Thailand akan berlangsung pada di Panaad Stadium, Filipina, pada Rabu (21/11/18)  pukul 18.30 WIB.

    Pertandingan antara Filipina vs Thailandtersebut merupakan pertandingan kunci bagi Timnas Indonesia.

    Filipina optimis meraih kemenangan atas Thailand di pertandingan ketiga Piala AFF 2018 Grup B, Rabu (21/11/18).

    “Orang-orang mungkin mengatakan bahwa Thailand kemungkinan akan menjuarai Grup B tetapi saya berharap untuk mengubah itu,” Ujar pelatih Filipina, Sven Goran Erikssson dikutip Tribunnews dari aseanfootball.org.

    “Dan jika kita bisa bermain sepakbola yang bagus, kita memiliki peluang bagus untuk bermain dengan baik.” Lanjut Eriksson.

    Sedangkan Pelatih Thailand, Milovan Rajevac mengincar poin penuh untuk bisa lolos ke semifinal.

    “Tidak masalah siapa yang ingin kami mainkan di semifinal. Kami hanya ingin menang besok.” Ujar Milovan Rajevac.

    “Ini adalah pertandingan ketiga untuk kedua tim, jadi ini pasti penting. Tim yang menang akan memenangkan grup, saya pikir tim yang bisa beradaptasi akan lebih baik, saya menantikan cuaca bagus dan sepakbola yang bagus. ” Lanjut Milovan Rajevac.

    Perkiraan susunan pemain :

    Filipina :

    Neil Etheridge; Kevin Ingreso, Carli de Murga, Paul Mulders, Daisuke Sato; James Younghusband, John-Patrick Strauss, Martin Steuble, Stephan Schrock, Phil Younghusband, Patrick Reichelt.

    Thailand :

    Siwarak Tedsungnoen; Philip Roller, Chalermpong Kerdkaew, Pansa Hemviboon, Korakod Wiriyaudomsiri; Tanaboon Kesarat, Thitipan Puangchan, Mongkol Tossakrai, Sanrawat Dechmitr, Nurul Sriyankem; Adisak Kraisorn.

    Kalah dari Thailand

    Stadion Rajamangala, markas timnas Thailand, tampaknya masih menjadi arena yang angker bagi timnas Indonesia.

    Buktinya, skuat Garuda masih belum mampu meraih poin saat tampil di stadion yang terletak di Bangkok tersebut pada Piala AFF 2018.

    Yang terkini, pada laga lanjutan babak penyisihan Grup B Piala AFF 2018, lawatan timnas Indonesia ke kandang Thailandharus kembali berakhir dengan tragis.

    Bermain pada Sabtu (17/11/2018), timnas Indonesia terpaksa gigit jari setelah ditekuk Thailand dengan skor akhir 2-4.

    Padahal sebetulnya, skuat Garuda sempat unggul terlebih dahulu lewat sepakan indah Zulfiandi pada menit ke-30.

    Pemain asal Sriwijaya FC ini sukses melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang tak mampu dijangkau oleh kiper Thailand.

    Namun delapan menit berselang, timnas Thailand mampu menyamakan kedudukan lewat gol Korrakot Wiriyaudomsiri (38′).

    The War Elephants kemudian berbalik unggul setelah Pansa Hemviboon mencetak gol pada penghujung babak pertama (45+2′).

    Kemudian, armada asuhan Milovan Rajevac memperlebar margin gol pada babak kedua melalui Adisak Kraisorn (65′), serta Pokkhao Anan (74′).

    Menjelang berakhirnya pertandingan, anak asuh Bima Sakti mampu memangkas defisit gol lewat tandukan Fachruddin Aryanto (89′).

    Kekalahan ini semakin memperpanjang tren buruk skuat Garuda kala menghadapi Thailand di Stadion Rajamangala.

    Terbukti, sepanjang sejarah turnamen Piala AFF, skuat Garuda belum pernah sekalipun mendulang poin saat bermain di Stadion Rajamangala.

    Tren buruk ini bermula pada medio 2000. Piala AFF edisi 2000 (dulunya bernama Piala Tiger) adalah kali pertama dua tim bersua di stadion yang berkapasitas 49,722 penonton tersebut.

    Saat itu, Uston Nawawi dkk harus mengakui keunggulan tim tuan rumah setelah dihajar dengan skor 1-4.

    Delapan tahun kemudian kedua tim kembali saling sikut, tepatnya saat leg kedua semifinal Piala AFF 2008. Saat itu, tim Garuda takluk dengan skor tipis 1-2.

    Thailand pada akhirnya melenggang ke partai puncak setelah unggul agregat 3-1, karena pada leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), tim The War Elephants berhasil menang 1-0.

    Pertemuan terakhir Indonesia melawan Thailand di Rajamangala terjadi pada final leg kedua Piala AFF 2016. Ketika itu, Indonesia kalah 0-2.

    Thailand pada akhirnya sukses naik ke podium juara seusai pada leg pertama hanya kalah 1-2 di Stadion Pakansari, Cibinong.

    Di luar laga yang berlangsung di Rajamangala, Indonesia dan Thailandtercatat sudah bertemu 11 kali.

    Dari jumlah tersebut, Indonesia hanya tiga kali menang, satu di antaranya lewat adu penalti.

    Kedua tim tak pernah bermain imbang. Jadi, Thailand telah delapan kali menang, satu di antaranya juga melalui adu penalti.

    Peluang ke Semifinal Tipis
    Peluang timnas Indonesia ke semifinal Piala AFF 2018 masih ada, tetapi kans anak asuh Bima Sakti sangat tipis plus ditentukan hasil laga lain.

    Bima Sakti memulai debut sebagai pelatih timnas Indonesia pada Piala AFF 2018dengan ancaman gagal melaju ke semifinal turnamen dua tahunan ini.

    Namun, jika timnas Indonesia akhirnya gagal lolos ke semifinal Piala AFF 2018, Bima Sakti bukan yang pertama bagi skuat Garuda.

    Pada 11 kali pelaksanaan Piala AFF sebelum 2018, timnas Indonesia pernah tiga kali gagal lolos dari fase grup.

    Pertama catatan buruk ini terjadi pada Piala AFF 2017, kala itu skuat Garuda ditangani Peter Withe asal Inggris.

    Main di Singapura pada fase penyisihan, Indonesia gagal ke semifinal dengan catatan yang tak enak.

    Sebab, skuat Garuda ada di posisi tiga dengan nilai sama dengan Singapura dan Vietnam sebagai pemuncak serta runner-up Grup B.

    Kala itu, nilai tiga tim ini adalah lima dengan sekali menang dan dua kali kalah, tetapi produktivitas timnas Indonesia kalah dari dua tim di atasnya.

    Peter Withe pun setelah laga pamungkas kontra Singapura menerima kenyataan didepak oleh PSSI.

    Kegagalan kedua tak bisa melaju ke semifinal Piala AFF terjadi pada turnamen edisi 2012.

    Kala itu, timnas Indonesia juga ditangani pelatih yang baru sekali pegang timnas, walaupun lumayan berpengalaman melatih klub, Nilmaizar.

    Main tiga kali pada fase penyisihan di Malaysia, skuat Garuda hanya memiliki poin akhir empat di Grup B.

    Sedangkan Singapura dan Malaysia punya nilai enam dan mereka lolos ke semifinal.

    Lalu yang ketiga pada 2014, kali ini pelatih berpengalaman Alfred Riedl menangani timnas Indonesia.

    Sayang, Piala AFF 2014 tak berpihak pada timnas Indonesia yang untuk kali kedua saat itu ditangani pria asal Austria ini.

    Skuat Garuda ada di posisi tiga klasemen akhir Grup A di bawah tuan rumah Vietnam dan Filipina.

    Dari tiga kegagalan itu, dua capaian yang tak diinginkan untuk timnas Indonesia pada Piala AFF saat skuat Garuda ditangani dua pemain berpengalaman pada turnamen ini.

    Peter Withe bisa disebut pelatih asing yang rajin juara Piala AFF bersama eks pelatih Singapura, Radojko Avramovic.

    Peter membawa timnas Thailand sebagai juara Piala AFF 2000 dan 2002 plus sekali runner-up edisi 2004 bersama Indonesia.

    Lalu, Alfred Riedl sebelum membesut Indonesia dan membawa skuat Garuda jadi runner-up dua kali pada Piala AFF 2010 dan 2016, dia membuat Vietnam juga jadi runner-up pada 1998.

    Sementara itu, Nilmaizar nyaris sama dengan Bima Sakti, sebelum membesut timnas Indonesia, tak punya pengalaman melatih sebuah negara, apalagi berkiprah sebagai juru taktik pada Piala AFF.

    Kesalahan Jadi Malapetaka
    Meski sempat mencetak gol terlebih dahulu, timnas Indonesia akhirnya harus menelan pil pahit setelah ditumbangkan Thailandpada laga lanjutan babak penyisihan Grup B Piala AFF 2018.

    Pelatih Bima Sakti pun menjelaskan alasan di balik kekalahan itu.

    Dalam duel babak penyisihan Piala AFF 2018 yang berlangsung di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/11/2018), Bima Sakti bersama timnas Indonesia harus bertekuk lutut dari Thailand seusai kalah dengan skor 2-4.

    Padahal sebetulnya, timnas Indonesia sempat unggul terlebih dahulu lewat sepakan indah Zulfiandi pada menit ke-30.

    Pemain asal Sriwijaya FC ini sukses melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang tak mampu dijangkau oleh kiper Thailand.

    Namun delapan menit berselang, timnas Thailand mampu menyamakan kedudukan lewat gol Korrakot Wiriyaudomsiri (38′).

    Menjelang berakhirnya pertandingan, Fachruddin Aryanto mencetak gol untuk memperkecil ketertinggalan (89′).

    Bima Sakti mengakui, timnya sempat bermain cemerlang pada awal laga.

    Namun, sejumlah kesalahan yang dilakukan anak asuhnya menjadi awal mala petaka bagi skuat Garuda.

    “Kami bermain bagus pada awal pertandingan. Pada babak kedua, kami melakukan beberapa kesalahan yang membuat kami harus kalah,” kata Bima Sakti seperti dikutip dari situs web PSSI.

    Diakui Bima Sakti, mental Hansamu Yama dkk sempat runtuh sesaat setelah The War Elephants mencetak gol kedua dan berbalik unggul.

    Gol kedua tim tuan ini disebut-sebut menjadi biang yang membuat mental skuat Garuda down.

    “Kami memiliki konsentrasi yang bagus pada babak pertama karena mencetak gol indah. Akan tetapi setelah itu, kami kebobolan dan gol kedua Thailandmembuat down,” ucap Bima Sakti.

    “Kami sempat bangkit ketika mencetak gol kedua, tetapi sudah terlambat. Thailand bermain bagus dan sulit untuk membongkar lini pertahanan mereka” tuturnya.

    Dengan kekalahan ini, squad Garuda harus puas tergusur ke posisi empat klasemen sementara.

    Padahal, armada asuhan Bima Sakti sebelumnya menduduki peringkat kedua klasemen sementara.

    Kini, timnas Indonesia mengoleksi tiga poin hasil dari satu menang dan dua kalah dari tiga laga yang dilakoni.

    Ada pun Thailand semakin nyaman di puncak klasemen sementara Grup B Piala AFF 2018.

    Adisak Kraisorn dkk sukses mengumpulkan enam poin setelah menyapu bersih dua pertandingan dengan kemenangan. (Tribunnews.com)

  • Selangkah Menuju Piala Dunia ke-3 Untuk Timnas Indonesia

    Selangkah Menuju Piala Dunia ke-3 Untuk Timnas Indonesia

    Jakarta (SL) – Piala Dunia menjadi turnamen impian bagi Timnas Indonesia. Jika level senior dan U-19 sudah pernah mencicipinya, bisakah Timnas U-16 mengikutinya?

    Kans lolos ke Piala Dunia terbuka lebar bagi Timnas U-16. Mereka hanya butuh satu kemenangan lagi untuk menyegel tiket ke Peru dan berlaga di Piala Dunia U-17 tahun depan.

    Satu kemenangan itu akan coba diraih saat Timnas Indonesia U-16 menghadapi Australia di perempatfinal Piala Asia U-16. Laga akan digelar di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (1/10/2018) pukul 15.30 WIB.

    Kemenangan akan mengantar Indonesia lolos ke semifinal dan menghadapi Jepang, yang sebelumnya sukses meredam Oman 2-1. Lolos ke empat besar akan membuat Indonesia otomatis lolos ke Piala Dunia U-17 di Peru.

    Jika lolos ke Piala Dunia, maka Timnas U-16 akan mengikuti jejak Timnas senior dan U-19. Kedua level timnas itu sudah lebih dulu mencicipi persaingan di level dunia.

    Timnas senior merasakan atmosfer Piala Dunia pada 1938 di Prancis. Ketika itu, Indonesia turun masih dengan nama Hindia Belanda.

    Sementara, Timnas U-19 merasakan Piala Dunia U-20 1979 di Jepang. Lolos sebagai wakil Asia bersama Korea Selatan, Indonesia cuma bertahan di fase grup usai kalah 0-5 dari Argentina, di mana Diego Maradona dua kali merobek gawang Indonesia kala itu, lalu kalah 0-6 dari Polandia, dan kalah 0-5 dari Yugoslavia.

    Piala Dunia U-20 1979 itu menjadi ajang level dunia terakhir yang diikuti Timnas Indonesia. Kini, bisakah Timnas U-16 membawa kembali Garuda ke Piala Dunia? (ds/net)

  • Adu Finalty Hantar Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-16

    Adu Finalty Hantar Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-16

    Sidoarjo (SL) —  Timnas Indonesia akhirnya mewujudjan impiannya menjadi juara Piala AFF U-16 2018 setelah mengalahkan Thailand 4-3 melalui adu penalti setelah bermain imbang 1-1 dalam laga 2 x 40 menit di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Sabtu (11/08/2018) malam tadi.

    Timnas Indonesia U-16 dalam permainan terliat jelas berupaya mengambil inisiatif serangan seperti di laga-laga sebelumnya.

    Terliat strategis beberapa kali permainan dari sayap maupun lini tengah yang dilakukan pertontonkan David Maulana dan kawan-kawan berhasil memasuki area kotak penalti Thailand, namun tidak ada eksekusi yang menuntaskan serangan tersebut.

    Dimenit ke-14 Amiruddin Bagus terliat Kaffa menerima umpan balik dari — Andre Oktaviansyah dalam kotak penalti. Setelah melindungi bola, Bagus melepaskan tembakan meski belum berhasil membobolkan gawang dan setidaknya membuat penjaga gawang Thailand, tersentak dibuatnya karena tendangan Bagus menerpa tiang kiri gawang Thailand, pada menit ke 17, dilanjutkan pergantian pemain Amanar Abdilah, digantikan M Fajar Fathur Rachman.

    Anak asuh Fakhri di lini tengah dan belakang menampilkan permainan yang cukup agresif untuk menghentikan upaya Thailand yang mulai bangkit di pertengahan babak pertama.

    Di menit ke-33 anak asuh Fakkri memperlihatkan umpan panjang dari tengah yang dikirimkan Andre berhasil diselesaikan Fajar dengan sebuah sontekan, dan Thailand harus menerima gawangnya kebobolan.

    Berselang kurang lebih tiga menit berselang kegagalan Ernando Ari Sutaryadi menghalau umpan silang membuat kemelut di depan gawang Indonesia. Untuk menghalau bola Komang Teguh dan Amirufin Bagas saling berbenturan kepala dan sempat mendapat perawatan di pinggir lapangan.

    Meski beberapa kali pelanggaran diakhir babak pertama. Timnas Indonesia U-16 , mempertahankan keunggulan 1-0, untuk Indonesia.

    Di babak kedua, tim muda Gajah Perang, berupaya mengejar mengejar tertinggalannya dan menguasai bola dan membuat tim tuan rumah (timnas Indonesia) dilapangan kesulitan menciptakan peluang untuk menambah gol.

    Di babak kedua sangat berbedah pertama peluang menambah gol selalu gagal. Pasalnya Thailand berbalik dominan dalam penguasaan bola dan sementara Indonesia hanya berusaha memainkan umpan panjang.

    Sementara Thailand, berhasil menyamakan kedudukan 1-1 pada menit ke 71 . Appidet Jangnam – dengan mudah membobolkan gawang timnas Indonesia.

    Sutan Zico, pada menit empat menjelang waktu, memberi umpan kepada Supriyadi di dalam kotak penalti. Namun tendangan Supriyadi , mampu ditahan kiper Thailand.

    Di adu penalti, diawali pemain Thailand, Thanarin Thumsen berhasil menyelesaikan tugas.

    Sutan Diego Zico yang menjadi eksekutor pertama Indonesia berhasil melakukan tugas dengan baik.

    Ernando Ari Sutaryadi menjadi penyelamat gawang Indonesia dengan keberhasilan menghalau tendangan Apidet Janngam. Indonesia berbalik unggul 2-1 setelah Amiruddin Bagus Kahfi menjaringkan si kulit bulat.

    Namun kedudukan (tendangan penalti) mampu berubah jadi 2-2 ,
    Anucha Sodsri yang menjadi eksekutor ketiga Thailand berhasil membobolkan gawang Indonesia.

    Kittipong Khetpara memasukkan bola sekaligus mengecoh Ernando pada tendangan keempat. David Maulana yang menjadi penembak keempat juga berhasil mengecoh kiper Thailand dan membuat skor menjadi 4-3.

    Ernando Ari memastikan gelar juara bagi Indonesia setelah mematahkan penalti algojo terakhir Thailand Pongsakorn Innet.

    Skor 4-3 di babak adu penalti setelah imbang 1-1 di waktu normal menjadi kemenangan pertama Indonesia di ajang Piala AFF U-16 2018.

    Timnas Indonesia U-16 dengan
    pemain inti diantaranya Ernando Ari Sutaryadi; Amiruddin Bagas Kaffa, Fadilah Nur Rahman, Komang Teguh Trisnanda, M Yudha Febrian; Andre Oktaviansyah, Brylian Aldama, David Maulana; M Supriyadi, Amiruddin Bagus Kahfi, Amanar Abdilah.

    Sementara timnas Thailand:
    Anuchid Tawesri; Arthit BuaNgam, Chatmongkol Phueangtanarot, Jakkrapong Sanmahung, Pongsakorn Innet; Thanarin Thumsen, Sarawut Soawaros, Thanakrit Laokrai, Sattawas Leela, Sithinan Pungruerang, Thodsawat Aunkongrat. (*/penarakyat)