Tag: TKA China

  • TKA China Berdatangan, Dosen UGM Sarankan Pemerintah Prioritaskan Buruh Lokal

    TKA China Berdatangan, Dosen UGM Sarankan Pemerintah Prioritaskan Buruh Lokal

    Yogyakarta (SL) – Dalam dua minggu terakhir ratusan tenaga kerja asing (TKA) datang ke Indonesia. Sebagai informasi, pada 8 Mei lalu ada 157 yang masuk ke Indonesia. Selanjutnya pada 13 Mei lalu ada 110 orang TKA china yang masuk ke Indonesia lewat Bandara Soekarno Hatta. Masuknya ratusan tenaga kerja asing dalam dua minggu terakhir ini menurut Dosen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Dr. Hempri Suyatna merupakan dampak dari penerapan implementasi UU Cipta Kerja.

    “Tidak hanya TKA China akan tetapi ada juga TKA india. Ini merupakan dampak juga dari implementasi UU cipta kerja di klaster ketenagakerjaan dimana ada klausul terkait TKA tidak perlu menunggu izin tertulis menaker, tetapi perusahaan pengguna TKA melaporkan rencana kedatangan TKA,” ujarnya, Selasa (18/5/2021).

    Menurut Hempri kedatangan banyaknya tenaga kerja china disebabkan banyaknya proyek investasi yang membutuhkan tenaga kerja dari negeri tirai bambu tersebut. Satu sisi, perekrutan TKA ini merupakan hak perusahaan pengguna namun akan tetapi seharusnya pemerintah lebih peka dan menunjukkan keberpihakan terhadap buruh-buruh lokal yang sudah menderita karena pandemi covid-19 dan upah tahun kemarin juga tidak naik signifikan.

    “Saya kira ini dalam konteks ini pemerintah lebih terbuka dan transparan misalnya mengapa harus TKA China. Jika peka dan mempunyai keberpihakan seharusnya tetap memprioritaskan buruh-buruh lokal,” ungkapnya.

    Klarifikasi pemerintah soal kedatangan TKA china harus jelas dan transparan kepada publik yang diharapkan juga akan meminimalisir kontroversi seputar kedatangan TKA.

    “Apalagi kedatangan TKA bersamaan dengan larangan mudik pemerintah,” tuturnya. (Sub)

  • Ditolak di Aceh, 7 TKA China Diterbangkan Lagi ke Jakarta

    Ditolak di Aceh, 7 TKA China Diterbangkan Lagi ke Jakarta

    Aceh (SL)-Sebanyak tujuh orang tenaga kerja asing (TKA) asal China terpaksa diterbangkan kembali ke Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, setelah kedatangannya ditolak warga Desa Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Rabu 31 Maret 2020 dini hari.

    Ada pun inisial para TKA yang ditolak kedatangannya tersebut masing-masing JL, ZW, ZS, W, WH, JG, serta ZWS. “Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, ketujuh orang WN China ini terpaksa harus meninggalkan Nagan Raya, karena kedatangan mereka ditolak oleh masyarakat setempat,” kata Kapolres Nagan Raya AKBP Risno SIK, Rabu 1 April 20202 siang.

    Semua warga asing tersebut diberangkatkan dari PLTU 3-4 Nagan Raya menuju Banda Aceh. Perjalanan mereka dikawal petugas Imigrasi Meulaboh menggunakan tiga unit kendaraan roda empat, masing-masing Kijang LGX dengan nomor polisi BL 162 EB, Toyota Avanza warna hitam BL 1198 EE, serta Toyota Innova Reborn BK 1610 AAQ.

    Kapolres Risno juga menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan oleh petugas Imigrasi Meulaboh, seluruh warga China tersebut mempunyai dokumen lengkap. “Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas kesehatan Publik Service Centre (PSC) Nagan Raya bahwa seluruh warga China ini dalam keadaan sehat,” kata Kapolres Risno.

    Tujuh warga asing tersebut terpaksa harus meninggalkan Nagan Raya setelah masyarakat menolak kedatangan mereka di tengah wabah virus corona. (ant/red)

  • Yasonna: 188 Ribu WNA China Masuk Indonesia pada Januari 2020

    Yasonna: 188 Ribu WNA China Masuk Indonesia pada Januari 2020

    Jakarta (SL)-Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly mengungkapkan ada 188 ribu warga negara asing (WNA) asal China memasuki Indonesia pada Januari 2020 atau setelah merebaknya virus corona. Hal itu dibeberkan Yasonna dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, ketika menyampaikan data perlintasan WNA yang keluar dan masuk Indonesia setelah merebaknya wabah virus corona.

    Dengan jumlah tersebut, WNA asal China paling banyak masuk ke Indonesia pada Januari 2020, disusul WNA dari Singapura, Australia, dan negara lain. “Dari 10 negara yang warganya masuk ke Indonesia, pertama adalah China yaitu 188.000 orang, Singapura 130.000, Australia 120.000. Lalu Malaysia, India, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia sebanyak 722.000 orang,” kata dia dalam Rapat Kerja Komisi III yang berlangsung melalui teleconference, Rabu 1 April 2020.

    Meski demikian, Yasonna menyatakan jumlah WNA yang meninggalkan Indonesia lebih banyak ketimbang yang masuk pada Januari 2020. Ia merinci sebanyak 788.775 WNA keluar dari Indonesia pada Januari 2020. Dari jumlah itu, sebanyak 195.889 merupakan WNA dari China. Data itu berubah pada Februari 2020. Kata Yasonna, jumlah WNA asal China yang masuk Indonesia pada bulan tersebut menurun drastis atau tidak masuk 10 besar.

    Ia menyebut penurunan terjadi karena keputusannya mengeluarkan Peraturan Menkumham Nomor 3 Tahun 2020 terkait pembatasan masuknya WNA ke Indonesia. “Yang 10 besar [di bulan Februari] itu Malaysia 91 ribu, Australia, Singapura, Jepang, India, Korea Selatan dan lain-lain,” kata dia.

    Tren data yang sama terjadi pada Maret 2020. Ia mengatakan kedatangan WNA asal China sudah merosot sangat tajam. Kebanyakan WNA yang datang ke Indonesia pada Maret berasal dari Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, India, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, dan Jerman. “Tetapi jumlahnya dalam angka yang lebih kecil,” kata dia.

    Yasonna menambahkan setelah keluar kebijakan pembatasan keluar masuk WNA, pemerintah tetap memberikan pengecualian bagi WNA yang sudah pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP).

    “Bisa juga bagi orang asing yang memegang visa diplomatik dan visa dinas, orang pemegang izin tinggal diplomatik, tenaga bantuan medis,v pangan dan kemanusiaan. Nanti kita buka itu dimungkinkan tentu dengan protokol kesehatan seperti yang berlaku,” kata Yasonna. (CNN/red)

  • Polda Sultra Lepaskan Perekam Video 49 TKA China di Kendari

    Polda Sultra Lepaskan Perekam Video 49 TKA China di Kendari

    Kendari (SL)-Harjono, perekam video viral 49 TKA China tiba di Kendari. Perekam video viral kedatangan 49 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Harjono (39 tahun), dilepas oleh Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Sultra).

    Diketahui, Harjono adalah warga Desa Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sultra. “Dia sudah dilepas, sudah dipulangkan juga, kemarin,” jelas Kepala Bidang Humas Polda Sultra, AKBP La Ode Proyek, saat dihubungi kendarinesia, Selasa pagi (17/3).

    Menurut La Ode, Harjono hanya dikenakan wajib lapor di Polda Sultra sebagai bentuk kontrol dari kepolisian. “Yang jelas sudah dipulangkan, hanya wajib lapor saja,” ujarnya.

    La Ode mengatakan alasan Polda melepas Harjono karena selama proses pemeriksaan tak ditemukan adanya unsur kesengajaan dalam perekaman video tersebut. “Kemarin itu kan tahapan pemeriksaan, setelah pemeriksaan, dipelajari motifnya, di situ kan tidak ada unsur kesengajaan, nah setelah itu kemudian di kembalikan oleh keluarganya,” pungkasnya.

    Sebelumnya diketahui, Harjono diamankan Polda Sultra pada Minggu malam (15/3), atau sesaat setelah video kedatangan TKA China di Bandara Kendari yang ia rekam viral di media sosial. Setelah diamankan, Harjono membuat video klarifikasi di Polda Sultra bahwa dia merekam video tersebut secara spontan, dan tanpa kesengajaan. Harjono dalam video klarifikasi itu juga meminta maaf kepada masyarakat Sultra telah membuat gaduh. (kumparan/Red)

    Sebelumnya, Video puluhan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China tiba di Bandara Haluoleo Kendari, pada Minggu malam (15/3), viral di media sosial. Diketahui, puluhan TKA itu berkerja di perusahaan pemurnian nikel yaitu PT Virtue Dragon Nickel Industry (PT VDNI) yang ada di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).

    Eksternal Affairs Manager PT VDNI, Indrayanto, membenarkan bahwa TKA tersebut berkerja di PT VDNI, dan jumlah TKA yang tiba di Bandara itu sebanyak 49 orang. Indrayanto juga menegaskan bahwa puluhan TKA itu baru tiba dari Jakarta setelah mengurus perpanjangan visa kerja. Sebelum tiba di Kendari, lanjut dia, para TKA itu juga memiliki kondisi sehat dan bebas dari Virus Corona atau Covid-19 setelah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan sesuai standar WHO di Jakarta.

    Indrayanto menambahkan, puluhan warga Tiongkok itu juga sudah mengantongi surat keterangan sehat dari balai karantina kesehatan pelabuhan (KKP) di Jakarta. Meski begitu, kata Indra, setibanya di kawasan industri smelter di Morosi, mereka tak akan langsung bekerja. “Jumlahnya ada 49 orang. Setelah tiba di area perusahaan, mereka harus menjalani karantina selama 14 hari. Setelah itu baru bisa bekerja kembali,” jelas Indrayanto, Senin (16/3).

    Jika selama masa karantina 14 hari ada yang dicurigai memiliki gejala COVID-19, maka pihaknya langsung membawa ke ruang isolasi di Rumah Sakit Bahteramas Kendari. “Mereka juga sudah membuat pernyataan, kalau merasa ada gejala klinis Virus Corona mereka akan dipulangkan, tentu sesuai dengan rekomendasi pemerintah,” katanya.

    Saat ini, kata Indra, seluruh TKA itu sedang dikarantina di area perusahaan dengan pengawasan ketat dari tim dokter khusus dari RS Bhayangkara Kendari. (kumparan/red)