Tag: Tsunami

  • Bhayangkari dan Polwan Polres Lampung Timur Tiba di Lokasi Kejadian Dampak Tsunami

    Bhayangkari dan Polwan Polres Lampung Timur Tiba di Lokasi Kejadian Dampak Tsunami

    Lampung Timur (SL) – Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam lebih, Bhayangkari Dan Polwan Polres Lampung Timur tiba di tempat lokasi kejadian yang terkena dampak gelombang tinggi (tsunami) yang menggoncang beberapa hari lalu di Kabupaten Lampung Selatan.

    Banyak nya sejumlah bantuan yang diperuntukkan para warga bencana, Bhayangkari dan Polwan Polres Lampung Timur langsung membagikan bantuan yang sudah dipersiapkan sebelum nya dan menyediakan pelayanan kesehatan untuk para warga yang di timbulkan gelombang tinggi. Rabu (26/12/18).

    Dari ratusan pengungsi dan masyarakat yang terkena dampak bencana alam, masyarakat sangat mengharapkan bantuan dan langsung berbondong-bondong memadati posko Bhayangkari dan Polwan Polres Lampung Timur untuk meminta bantuan yang dibawa nya.

    Bhayangkari dan Polwan Polres Lampung Timur membuka posko bantuan di daerah Dermaga Bom kalianda bawah dan way Kiay, yang nantinya masyarakat bisa menikmati pengobatan secara gratis disertai penyaluran bantuan berupa ratusan dus mie instan, puluhan kantong beras, ratusan kaleng susu, dan puluhan kilo gula dan ditambah air minum.

    Namun sedikit banyak nya bantuan yang diberikan, Kapolres Lampung Timur AKBP Taufan Dirgantara S,I.K menyampaikan tentunya ini akan diharapkan sangat bermanfaat dan kami juga menyediakan tim medis yang akan bekerja secara maksimal untuk membantu warga untuk menyembuhkan penyakitnya.

    ” Kita juga menerjunkan tim medis, untuk mengecek kondisi warga dan langsung meriksaan keluhan penyakit yang diderita masyarakat secara ringan yang meliputi batuk, demam, diare dan sakit kepala dan tim kami keliling ke lokasi dan tidak mendiami satu tempat membutuhkan bantuan,” ujarnya. Pasalnya, dari sekian banyak nya masyarakat yang terkena dampak bencana, masih ada beberapa masyarakat merasakan trauma akibat bencana gelombang tinggi beberapa hari lalu.

    ” Masyarakat disini masih ada yang nengalami trauma, sehingga kita menyediakan tenaga medis dan tim trauma healing, agar nantinya untuk pemulihan trauma pada pasca tsunami, yang menggoncang daerah Lampung Selatan,” Pungkasnya. (Wahyudi).

  • Satu Balita Meninggal Dunia Akibat Terjangan Tsunami di Teluk Kiluan

    Satu Balita Meninggal Dunia Akibat Terjangan Tsunami di Teluk Kiluan

    Tanggamus (SL) – Tsunami sampai ke Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus, Sabtu (22/12), sekitar pukul 21.30 WIB. Akibatnya, seorang balita tewas, lima rumah dan puluhan perahu rusak.

    Satu balita tewas akibat tsunami di Pantai Kiluan, Lampung. Tsunami menerjang pantai yang dikenal dengan wisata lumba-lumba itu tadi malam, sekitar pukul 21.27 WIB. “Sampai saat ini terdata satu orang balita meninggal dunia akibat terseret ombak. Balita tersebut bernama Leni berumur 3 tahun,” kata Tim Reaksi Cepat RAPI Provinsi Lampung, Dirhamsyah, saat dihubungi wartawan, Minggu (23/12/2018).

    Dia menjelaskan, selain satu balita meninggal dunia, akibat terseret ombak dari rumahnya, puluhan rumah di bibir Pantai Kiluan juga mengalami kerusakan.

  • Tidak Ada Tsunami di Anyer dan Lampung Selatan, Hanya Gelombang Pasang

    Tidak Ada Tsunami di Anyer dan Lampung Selatan, Hanya Gelombang Pasang


    Lampung Selatan (SL) – Masyarakat di sekitar Pantai Anyer dan Lampung Selatan dikagetkan dengan adanya air laut naik yang menerjang bangunan di sekitar pantai pada 22/12/2018 pukul 21.30 WIB. Gelombang naik cukup besar juga bersamaan dengan kencang.

    Fenomena ini disebabkan oleh adanya gelombang pasang. Apalagi saat ini sedang bulan purnama sehingga menyebabkan permukaan air laut naik.

    BMKG telah melaporkan tidak ada gempa besar yang dapat membangkitkan tsunami, baik gempa di sekitar Selat Sunda maupun di Samudera Hindia. Jadi fenomena yang ada saat ini bukan tsunami. Tidak ada tsunami di wilayah Indonesia saat ini.

    Fenomena gelombang pasang ini juga tidak ada hubungannya dengan erupsi Gunung Anak Krakatau. Sejak tadi pagi memang terjadi erupsi, namun erupsi kecil yang tidak menimbulkan pengaruh kenaikan gelombang air laut.

    Berdasarkan hasil pengamatan data pasang surut dari papan pengukuran (tidegauge) dari BMKG, beberapa data menujukkan bahwa memang terjadi pasang yaitu:

    a. Tidegauge Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0.9 meter.

    b. Tidegauge Banten tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter.

    c. Tidegauge Kota Agung Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter

    d. Tidegauge Pelabuhan Panjang tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.

    BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD dan relawan masih melakukan penanganan di lapangan. Evakuasi dilakukan di beberapa tempat. Pendataan dan penanganan masih dilakukan.

    Masyarakat dihimbau tetap tenang. Tidak terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Untuk sementara hindari aktivitas di sekitar pantai. Perhatikan kondisi lingkungan yang ada.

    Sekali lagi disampaikan bahwa tidak ada tsunami. Yang terjadi adalah gelombang pasang di sekitar pantai.

  • Dibutuhkan Alat Berat Untuk Evakuasi Korban di Palu – Donggala

    Dibutuhkan Alat Berat Untuk Evakuasi Korban di Palu – Donggala

    Jakarta (SL) – Dalam membantu proses evakuasi korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah dibutuhkan alat berat untuk dapat mendukung kelancaran tugas di lapangan. Saat ini, prajurit masih menggunakan alat berat TNI dan milik perusahaan pertambangan yang ada di wilayah tersebut.

    Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. di hadapan awak wartawan usai mengikuti Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2018 dengan Inspektur Upacara Presiden RI Ir. Joko Widodo, bertempat di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin(1/10/2018).

    Selanjutnya Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa sampai saat ini proses evakuasi korban dengan menggunakan alat berat masih terus berjalan. Menurutnya, karena wilayah kerusakan yang terkena gempa cukup luas, harus juga dibantu dengan tenaga manusia. “Hari ini, TNI juga memberangkatkan tiga Batalyon Divisi 3/Kostrad untuk membantu evakuasi korban bencana gempa,” ujarnya.

    Ditambahkan oleh Panglima TNI bahwa KRI saat ini sedang membawa alat berat yang akan diarahkan ke Palu, karena sebagian sudah dimasukkan ke Lombok. “Untuk mengarahkan penempatan alat berat dari Batalyon Zeni di spot-spot wilayah yang terdampak gempa, Dansatgas yang akan mengatur agar evakuasi berjalan merata,”katanya.

  • Gara-gara Gempa-Tsunami, Festival Palu Nomoni 2018 dan HHD Dibatalkan

    Gara-gara Gempa-Tsunami, Festival Palu Nomoni 2018 dan HHD Dibatalkan

    Palu (SL) – Setiap tahun dalam perayaan Festival Pesona Palu Nomoni selalu saja ada kejadian aneh, dan tahun ini adalah yang paling parah karena bencana gempa dan tsunami yang menghantam Kota Palu, pada Jumat (28/9/2018) sore menjelang malam.

    Percaya atau tidak, salah seorang warga berbagi cerita mistis di balik gempa Palu, dan itu berkaitan dengan perayaan Festival Nomoni. Dia adalah korban selamat bernama Dr. Wahyuni Yahya yang telah terhubung dengan keponakannya di lokasi pengunsian. Ia sebelumnya berhasil lari dari kejaran tsunami sejauh kurang lebih 5 kilo meter. Wahyuni yang membagikan ceritanya di media sosial mengatakan bahwa bencana ini ada hubungannya dengan Festival Nomoni.

    “Ini kejadian gempa di Kota Palu bertepatan dengan ulang tahunnya Kota Palu. Kejadiannya pas hari Jum’at malam Sabtu, akan diselenggarakan acara Palu Nomoni di Pantai Kota Palu, makanya banyak orang meninggal karena orang sudah berkerumun di pantai mau menyaksikan acara Palu Nomoni,” ujar Wahyuni mengawali cerita.

    “Jam 5 sore pembukaan acaranya, jam 6 terjadi tsunami. Anak SMP ada kurang lebih 100 orang menari massal di acara pembukaan, jadi korban tsunami semua. Sudah 3 tahun berturut-turut setiap pelaksanaan acara “Palu Nomoni” pasti ada kejadian yang terjadi. Dan tahun ini dengan kejadian yang paling parah sampai memakan ratusan korban jiwa (data BNPB sampai saat ini 832 orang dinyatakan tewas).

    Banyak yang tidak bisa pulang karena terhalang bahan bakar, pertamina sudah di jarah sama masyarakat, penampungan pertamina dijebol. Orang-orang pakai timba ambil bensin. Mobil pertamina dipanjat-panjat. Alfamidi dibobol karena orang-orang butuh makanan,” ceritanya. Tentang bagaimana itu acara Palu Nomoni, Wahyuni mengatakan sang keponakan menyampaikan cerita dengan penuh keyakinan, ada hal mistis di balik festival yang digelar setiap tahun itu.

    “Wallahualam tante Uni (Wahyuni) menurut cerita orang Palu yang saya dengar dari temanku sama-sama mengungsi, Itu acara khas orang Palu, itu acara Palu Nomoni ada acara adatnya yang seperti memanggil roh-roh makhluk halus. Sampai kemarin dipotongkan kerbau,” lanjut Wahyuni menyampaikan cerita sang keponakan.

    “Ada musik-musik khusus sama penari khusus yang biasa itu penari kerasukan, karena di salah satu kelurahan di Kota Palu, yang masih sangat kental adat-adatnya sebelum terjadi itu gempa dia bikin acara musik-musik sama menari-menari memang mi”.

    “Pas selesai gempa kodong bukan air yang kejar tapi tanah. Karena itu kelurahan jauh sekali dari laut. Saya dapat cerita ini langsung dari orang yang tinggal di kelurahan itu, karena temanku mengungsi sama-sama. Itu bedeng tanah terbuka terbelah dua, baru perumahan masyarakat di sana tergulung-gulung. Kalau sekitar pantai dikejar air kalo di kelurahan itu dikejar tanah,” ungkapnya.

    “Anak-anak mengaji di pondok mesjid kodong seketika tertimbun. Baru na lihatki dengan mata kepalanya sendiri ada itu orang tua minta tolong karena jatuh di tanah yang terbelah,” tutupnya.

    Diketahui, Festival Pesona Palu Nomoni Tahun 2018 diselenggarakan Pemerintah Kota Palu dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah serta Kementerian Pariwisata. Tujuannya adalah untuk mengungkap kembali kearifan budaya masa lalu yang sudah tenggelam selama ratusan tahun. Kearifan budaya masa lampau itu kemudian dimunculkan kembali dalam balutan atraksi seni pertunjukan yang mengangkat kembali nilai-nilai kebudayaan yang arif dan luhur.

    Selain untuk melestarikan tradisi masa lalu, Festival Pesona Palu Nomoni 3 Tahun 2018 juga dijadikan sarana promosi pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah. Festival Pesona Palu Nomoni 3 Tahun 2018, ditargetkan mampu menyedot 800 ribu wisatawan dengan 500 ribu diantaranya merupakan wisatawan mancanegara.

    Selama 3 hari penyelenggaraan, Festival Pesona Palu Nomoni 3 Tahun 2018 akan diisi dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya termasuk pertunjukan seruling tradisional kolosal lalove dan panggung tradisional gimba di sepanjang teluk Palu serta ritual adat Balia dari Suku Kailii.

    Selain pertunjukan seni dan budaya, acara ini rencananya juga akan dimeriahkan dengan kompetisi olahraga yang seru seperti lomba marathon internasional, lomba berenang, lomba perahu tradisional sandeq dan lain-lain.

    Namun, Kota Palu dan Festival Nomoni 2018 akhirnya menjelma menjadi duka yang mendalam. Seperti namanya, Nomoni yang berarti berbunyi, seketika berubah menjadi bunyi air mata masyarakat Kota Palu saat gempa dengan kekuatan 7,7 skala ritcher mengguncang disusul tsunami dengan ketinggian 0,5 sampai 3 meter.

  • Tsunami Terjang Pantai Palu, Penanganan Darurat Terus Dilakukan

    Tsunami Terjang Pantai Palu, Penanganan Darurat Terus Dilakukan

    Palu (SL) – Gempabumi dengan kekuatan magnitude 7,7 yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 7,4 telah mengguncang wilayah Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 28/9/2018 pukul 17.02 WIB. Pusat gempa. Pusat gempa pada 10 km pada 27 km Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah. Gempabumi berpotensi tsunami.

    BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 – 3 meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat. BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak 28/9/2018 pukul 17.36 WIB.

    Berdasarkan konfirmasi kepada BMKG, tsunami terjadi menerjang pantai. Posko BNPB juga telah mengkonfirmasi ke BPBD bahwa tsunami telah menerjang pantai Talise di Kota Palu dan pantai di Donggala. Beberapa video yang didokumentasikan masyarakat dan disebarkan di sosial media mengenai tsunami di Kota Palu dan Donggala adalah benar. Gempa tsunami menimbulkan korban jiwa. Laporan sementara, terdapat beberapa korban yang meninggal karena tertimpa bangunan roboh. Tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan yang ada di pantai. Jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan.

    Petugas BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, dan relawan melakukan evakuasi dan pertolongan pada korban. Korban yang luka-luka ditangani oleh petugas kesehatan. Penanganan darurat terus dilakukan.

    Kondisi listrik padam menyebabkan jaringan komunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus. Terdapat 276 base station yang tidak dapat dapat digunakan. Operator komunikasi terus berusaha memulihkan pasokan listrik secara darurat. Kemkominfo telah melakukan langkah-langkah penanganan untuk memulihkan komunikasi yang putus tersebut.

    Kepala BNPB bersama pejabat BNPB berangkat ke Palu pada malam ini melalui Makassar kemudian melanjutkan ke Kota Palu dan Donggala menggunakan helicopter. Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup dari 28/9/2018 pukul 19.26 WITA hingga 29/9/2018 pukul 19.20 WITA. Sementara itu, Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak menuju Donggala melalui Balikpapan. Dari Balikpapan, Tim Reaksi Cepat BNPB terbang ke Donggala menggunakan helicopter water bombing yang ada di Balikpapan. Tim ini membawa peralatan komunikasi satelit dan peralatan lainnya.

    TNI akan mengerahkan pasukan untuk membantu penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Doggala. TNI menggerakan 7 SSK dari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon menggunakan 2 pesawat Hercules C-130. Basarnas akan menggerakan 30 personil bererta peralatan menggunakan pesawat Hercules. Polri juga akan menggerakkan personil dan peralatan untuk memberikan dukungan penanganan darurat.

    Komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala. Gempa susulan masih terus berlangsung.

    Sutopo Purwo Nugroho

    Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

  • Gempa 7,7 SR Guncang Sulteng, Picu Peringatan Potensi Tsunami

    Gempa 7,7 SR Guncang Sulteng, Picu Peringatan Potensi Tsunami

    Bandarlampung (SL) – Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter (SR) mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). BMKG mengeluarkan peringatan mengenai munculnya potensi gelombang tsunami.

    Dicek dari akun Twitter BMKG, Jumat (28/9/2018), gempa itu terjadi pukul 17.02 WIB. Titik gempa di 0.18 LS dan 119.85 BT dengan kedalaman 10 kilometer.

    Sebelumnya beberapa kali gempa terjadi dengan beragam kekuatan. Salah satunya gempa berkekuatan 6,0 SR yang menyebabkan kerusakan serta 1 korban meninggal dunia di Donggala. (dtk)

  • Mall di Sulawesi Tengah Roboh Akibat Gempa 7,7 Skala Richter

    Mall di Sulawesi Tengah Roboh Akibat Gempa 7,7 Skala Richter

    Sulawesi Tengah (SL) – Gempa bumi baru saja terjadi di lintang -0.18 bujur 119.85, pada pukul 18.02 Waktu Indonesia Tengah (WITA), Jumat 28 September 2018. Gempa bumi tersebut, menurut BMKG, terjadi tepatnya di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

    Dilansir dari laman bmkg.go.id, gempa yang terjadi di Donggala berdaya 7,7 skala richter di kedalaman 10 kilometer dan berpotensi tsunami.

    Titik gempa berada di 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah. Goyangan gempa tersebut dirasakan hingga di Makassar.

    Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Donggala tercatat 1 orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka serta puluhan rumah rusak, dan banyak korban tertimpa oleh bangunan yang roboh. Tak hanya rumah yang rusak, salah satu mall perbelanjaan di Sulawesi Tengah juga ikut roboh.

    Evakuasi masih dilakukan oleh petugas. Pendataan dan penanganan darurat masih dilakukan. Sebagian masyarakat masih berada di luar rumah. Mereka berada di tempat aman. Gempa susulan masih sering berlangsung.BMKG juga mencatat, ada empat kali gempa sepanjang hari ini. Gempa pertama terjadi pada pukul 14.00 WIB, di 8 kilometer timur laut Donggala, dengan magnitude 5,9 SR.

    Gempa kedua, terjadi pada pukul 14.28 WIB, di 10 kilometer timur laut Donggala, Sulteng dengan magnitude 5,3 SR. Gempa ketiga, terjadi pada pukul 15.25 WIB, di 11 kilometer timur laut Donggala, dengan magnitude 5,3 SR.

    Gempa keempat, terjadi di 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah, dengan magnitude 7,7 skala richter. (NET)