Tag: Tsunami Selat Sunda

  • Pascatsunami Pemprov Lampung bersama IHGMA Lampung Luncurkan Program Diskon Hingga 70 Persen

    Pascatsunami Pemprov Lampung bersama IHGMA Lampung Luncurkan Program Diskon Hingga 70 Persen

    Bandarlampung (SL) – Pasca bencana tsunami Selat Sunda, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung bersama Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Lampung meluncurkan program Lampung Hotel Great Sale 2019. Ajang itu menawarkan potongan harga hotel hingga 70 persen.

    Peluncuran ajang Lampung Hotel Great Sale 2019 tersebut akan berlangsung di kawasan Car Free Day Jalan Jenderal Ahmad Yani, Bandar Lampung, Ahad (10/2). Bagi yang ingin berwisata ke Lampung, manfaatkan program tersebut sedini mungkin, karena akan berlangsung hingga empat bulan ke depan atau berakhir 31 Mei 2019.

    Jajaran pengurus IHGMA Lampung telah beraudiensi dengan Kepala Dinas Pariwisata Lampung Budiharto Herman di kantornya, Senin (21/1). “Program Lampung Great Sale ini juga sejalan dengan yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kami ingin mengangkat kunjungan wisatawan,  khususnya di Lampung” kata Ketua IHGMA Lampung Budi Rahman.

    Ia mengatakan, bencana tsunami yang melanda kawasan pesisir selatan Kabupaten Lampung Selatan dan daerah lainnya di Lampung, berdampak pada menurunnya tingkat okupansi hotel-hotel di Lampung. ”(Tingkat) okupansi hotel di Bandar Lampung turut terkena imbasnya. Turun sekitar 30 persen dari biasanya,” kata Budi Rahman.

    Dengan ajang Lampung Great Sale 2019 ini, okupansi hotel-hotel di Lampung akan bergairah kembali. “Melalui ajang Lampung Hotel Great Sale ini kami ingin mengembalikan geliat pariwisata Lampung agar kembali normal bahkan meningkat,” ujarnya.

    Seluruh hotel yang tergabung dalam  IHGMA sangat mendukung tagar #LampungItuKerreen yang sempat menjadi masuk di urutan ke-2 trending topic Indonesia pada 8 Januari 2019 lalu. Tagar tersebut juga diramaikan oleh Komunitas Generasi Pesona Indonesia (Genpi)  Lampung dan pihak lainnya. “Kita bersama-sama ingin menunjukkan bahwa Lampung itu layak dikunjungi saat ini,” katanya.

    Kepala Dinas Pariwisata Lampung Budiharto mengatakan, anggota IGHMA dapat membantu membangkitkan kembali dunia pariwisata di Lampung pascabencana tsunami yang melanda kawasan pesisir Lampung pada akhir tahun lalu. “Ada 23 hotel yang tergabung dalam IGHMA Lampung. Dan semuanya sepakat untuk mendukung ajang Lampung Hotel Great Sale 2019 ini,” kata Budiharto, yang pernah menjabat kepala BPBD Lampung.

    Pada ajang tersebut, IHGMA akan menggandeng pihak resto dan cafe yang ada di Kota Bandar Lampung menyuarakan kegiatan tersebut. “Semakin banyak yang bergabung tentu akan semakin baik,” katanya.

    Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo menyatakan, terselenggaranya ajang Lampung Hotel Great Sale ini sebagai wujud kekompakan antara Pemprov Lampung, perusahaan swasta, dan komunitas dalam melakukan upaya branding, advertising,  dan selling.

    Menurut dia, peran swasta melalui IHGMA sangat penting dalam melakukan selling di ajang Lampung Hotel Great Sale 2019. Pemprov melalui Dinas Pariwisata memberikan dukungan, kemudian komunitas yang aktif di media sosial ikut meramaikannya dan menyebarluaskannya. Ridho mengungkapkan, penurunan tingkat okupansi hotel dan kunjungan wisatawan di Lampung harus disikapi dengan upaya-upaya kreatif diantaranya ajang great sale 70 persen off ini.

    Dukungan lain juga sebagai bentuk komitmen Pemprov Lampung dalam mendorong iklim bisnis dan investasi yang kondusif bagi pelaku usaha pariwisata di Provinsi Lampung. Ia berharap ajang Lampung Hotel Great Sale 2019 selama empat bulan tersebut bisa menjadi sarana promosi yang efektif dalam menggeliatkan pariwisata Lampung pasca tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018.

  • BMKG Minta Masyarakat Waspada Tsunami Susulan

    BMKG Minta Masyarakat Waspada Tsunami Susulan

    Lampung Selatan (SL) – Kepala Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa BMKG  menemukan retakan baru di badan Gunung Anak Krakatau.

    Prof Dwikorita Karnawati mengatakan  retakan muncul setelah gunung mengalami penyusutan dari sebelumnya 338 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi hanya 110 mdpl.

    Dwikorita menyampaikan  di Posko Terpadu Tsunami Selat Sunda, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Selasa (1/1/2019). “Pantauan terbaru kami lewat udara, gunung sudah landai, asap mengepul dari bawah air laut. Tapi di badan gunung yang tersisa di permukaan, ada celah yang mengepul terus mengeluarkan asap, celah itu pastinya dalam, bukan celah biasa,” ujar Dwikorita.

    Ada dua retakan baru dalam satu garis lurus di salah satu sisi badan Gunung Anak Krakatau. Dirinya menduga retakan terjadi lantaran adanya getaran tinggi yang muncul saat gunung erupsi. “Yang kami khawatirkan di bawah laut curam, di atas landai. Jika retakan tersambung, lalu ada getaran, ini bisa terdorong, dan bisa roboh (longsor),” ujar dia.

    Kemungkinan juga ada potensi tsunami namun kami berharap tidak seperti 22 Desember 2018 kemarin, volume t lebih kecil dari longsoran 90 juta kibik volume longsoran. “Jika ada potensi tsunami, tentu harapannya tidak seperti yang kemarin, namun kami meminta masyarakat untuk waspada saat berada di zona 500 meter di sekitar pantai,” kata dia.

    Dwikorita juga menjelaskan soal alat deteksi yg sudah dipasang. BMKG sudah memasang alat berupa sensor pemantau gelombang dan iklim. Sensor tersebut dipasang di pulau Sebesi yang jaraknya cukup dekat dengan Gunung Anak Krakatau. (CLB)

  • Mahkamah Agung Serahkan Bantuan 150 Juta untuk Korban Tsunami Lampung Selatan

    Mahkamah Agung Serahkan Bantuan 150 Juta untuk Korban Tsunami Lampung Selatan

    Lampung Selatan (SL) – Keluarga Besar Mahkamah Agung, IKAHI, IPASPI dan Dharmayuktikarini kembali memberikan bantuan tsunami di Lampung Selatan sebesar Rp. 150 juta (2/1/2019). Bantuan tersebut diserahkan Langsung oleh Ketua Pengadilan Tinggi Tanjungkarang, Zaid Umar Bob Said, SH.MH dan Kepala Biro Hukum dan Humas MA.RI, DR. abdullah SH. MS.

    Bantuan tersebut diserahkan kepada Asisten I Pemkab Lamsel Supriyanto, Kepala BKD Akar Wibowo dan Kepala BPBD Lamsel, I Ketut Sukerta. Turut mendampingi Ketua PN Gunung Sugih, Syamsul Arief, Ketua PN Kalianda, Mashuri Effendi dan Hakim Tinggi PT Tanjungkaran Diah Sulastri Dewi, mewakili Ketua Mahkamah Agung RI.

    Kepala Biro Hukum dan Humas MA mengatakan bahwa bantuan uang sebesar RP. 150 juta tersebut adalah bukti kepedulian keluarga besar MA.RI dan jajaran organisasi dibawah MA yakni IKAHI, IPASPI dan Dharmayuktikarini dalam merespon bencana kemanusiaan ditiap daerah.

    “Mahkamah Agung dibawah kepemimpinan Ketua MA. RI Dr. M. Hatta Ali, SH.MH., selalu cepat dan tanggap memberi keadilan dan kepedulian kemanusiaan. Bencana tsunami yang menimpa masyarakat pesisir Lamsel dan Banten adalah derita yang juga ikut dirasakan keluarga besar Pengadilan seluruh Indonesia”, ujar Abdullah mantan Kepala Bidang Program dan Evalusi Pusdiklat MA.RI.

    Dalam kegiatan donasi bencana di Lampung Selatan tersebut terlihat Ketua Pengadilan Tinggi Lampung, Zaid Umar Bob Said yang sejak hari pertama bencana telah mengirimkan anggotanya kembali datang ke Lampung Selatan mengawal bantuan dari MA.RI tersebut.

    “Saya dan keluarga besar Pengadilan seluruh Indonesia ikut gelisah bila terjadi bencana dan memakan korban. Rasa kemanusian kami terpanggil, inilah bentuk kongkrit  dari nilai-nilai keadilan tersebut” pungkas Bob yang dikenal tegas kepada anak buahnya tersebut.

    Bupati Lampung Selatan melalui Asisten I Pemkab Lampung Selatan, Supriyanto mengucapkan banyak terimakasih atas kepedulian MA, IKAHI, IPASPI dan Dharwayuktikarini tersebut.

    “Bantuan berupa uang sebesar Rp 150 juta ini akan kami kumpulkan di rekening donasi untuk korban bencana Tsunami Lampung Selatan, lalu dana tersebut akan kami pakai untuk membantu rehabilitasi pemukiman korban, agar korban tsunami Lamsel cepat pulih dan bangkit”, ujar Supriyanto di Posko Bencana Tsunami di Kalianda.

    Sebelumnya Mahkamah Agung juga menyalurlan bantuan uang tunai bagi korbam tsunami di Pandeglang,Banten. (rel/jun)

  • Bagas Pujilaksono : Tsunami Selat Sunda Bentuk Kegagalan BMKG

    Bagas Pujilaksono : Tsunami Selat Sunda Bentuk Kegagalan BMKG

    Yogjakarta (SL) – Tsunami Selat Sunda yang mengakibatkan ratusan orang menjadi korban jiwa dinilai sebagai bentuk kegagalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Untuk itu, dosen Fakultas Teknik, Sekolah Pascasarjana UGM, Bagas Pujilaksono menuliskan surat terbuka untuk Presiden Jokowi.

    Dalam surat terbuka itu, Bagas mengatakan, jika kasus tsunami Selat Sunda merupakan bentuk kegagalan BMKG yang saat ini dipimpin oleh Mantan Rektor UGM, Dwikorita Karnawati. Menurutnya, BMKG gagal memberikan peringatan dini atau early warning kepada rakyat sebelum terjadinya tsunami Selat Sunda sehingga menyebabkan banyaknya korban jiwa.

    Dia menilai, jika BMKG bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya (tupoksi), maka korban jiwa tak perlu jatuh saat tsunami menerjang Selat Sunda. Bagas menuding jika kegagalan BMKG dalam memberikan early warning merupakan yang kedua kalinya, pertama kegagalan ini terjadi saat tsunami di Palu.

    Bagas menyebut jika pernyataan-pernyataan pimpinan BMKG, terutama kepalanya, sifatnya blunder, ragu-ragu, asal bunyi, dan tidak konsisten. Dia menerangkan jika hal itu merupakan gambaran riil atas ketidakmampuan pimpinan BMKG memahami masalahnya dan sama sekali tidak ada tanggung jawab profesi ke rakyat sebagai pejabat publik.

    “Pimpinan-pimpinan BMKG justru malah sibuk ngoceh di TV pasca bencana bak aktor/aktris sinetron dan ocehannya hanya menimbulkan blunder. Untuk apa? Bukannya sudah gagal total? Gagal memberi early warning ke rakyat agar mereka bisa menyelamatkan diri. Sehingga tidak jatuh korban begitu banyak,” tegasnya dalam surat terbukanya yang dibuat pada tanggal 26 Desember 2018.

    Dia menerangkan jika Kepala BMKG selalu mengkambinghitamkan tidak adanya peralatan deteksi dini dan gempa karena aktivitas vulkanik gunung api itu ranahnya Badan Geologi. “Kepala BMKG menghitung tinggi gelombang tsunami yang ke arah Pandeglang saja tidak mampu. BMKG bilang 0,9 m, sedang nelayan bilang 12 m. Jujur saya tidak percaya dengan ketinggian gelombang tsunami 0,9 m, berdasar energi kinetiknya yang berimplikasi pada tingkat kerusakan. BMKG juga bilang, tsunami itu karena longsoran di bawah laut. Sedang saksi mata melihat kaldera Gunung Anak Krakatau pecah. Yang benar yang mana? Pernyataan saksi mata itu lebih logis,” sebut Bagas.

    Bagas mengungkapkan jika BMKG selalu bekerja dengan nalar terlambat. Bagas mencontohkan jika saat ini BMKG bicara erupsi Gunung Anak Krakatau, longsoran, dan tsunami susulan. Mengapa hal ini tidak dibahas sebelum tsunami kemarin terjadi? “Kinerja pimpinan BMKG yang seperti ini jelas akan menjatuhkan wibawa pemerintah, dan menimbulkan distrust di masyarakat. Lebih-lebih ini tahun politik, statement-statement blunder dari BMKG berpontensi digoreng oleh politisi-politisi Kambing Congek untuk mengacau rakyat dengan menyebar hoax yang sangat biadab,” urai Bagas.

    Bagas meminta kepada Presiden Jokowi agat melakukan perombakan pimpinan BMKG dari pucuk hingga ekor. Harapannya paska perombakan, kedepan kinerja BMKG lebih bermutu, utamanya dalam memberikan pelayanan peringatan dini ke masyarakat. “Di awal pemilu tahun 2014, bapak Presiden pernah berjanji untuk memasang orang-orang jagoan dibidangnya atau istilah populisnya kaum profesional. Sudah saatnya kinerja pejabat publik tersebut dievaluasi. Dan bapak Presiden juga pernah berjanji melarang pejabat negara untuk rangkap jabatan. Aturan ini sangat baik dan harus diberlakukan secara nyata,” tutup Bagas. (merdeka.com)

  • Kisah Ibu dan Bayi Selamat Berkat “Selawat” di dalam Lumpur

    Kisah Ibu dan Bayi Selamat Berkat “Selawat” di dalam Lumpur

    Lampung Selatan (SL) – Novalia Azkia Putri, bayi berusia satu bulan bersama ibunya Sunenti selamat dari terjangan tsunami Selat Sunda, setelah tertimbun reruntuhan rumahnya dan lumpur selama delapan jam di di Desa Waymuli Timur, Rajabasa, Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018) lalu.

    Lokasi tersebut memang termasuk yang paling parah terdampak tsunami. Ayah sang bayi, Samali Khasan menceritakan, saat tsunami terjadi, istri dan kedua anaknya melarikan diri. Akibat ombak yang begitu besar, istri dan kedua anaknya terpental kembali ke dalam rumah.

    Samali berhasil lolos dari terjangan tsunami. Rumahnya luluh lantak hingga menimpa istri dan kedua anaknya. Setelah air surut, Samali kaget melihat rumahnya hancur menimbun istri dan kedua anaknya. Dia bersyukur ketika menemukan anak laki-lakinya. Samali lalu mencari istri dan putrinya sampai pagi. Sekitar pukul 06.00 WIB, suara lirih tangisan bayi terdengar dari balik reruntuhan rumah.

    Samali kemudian minta pertolongan warga yang selamat untuk mengeluarkan istri dan anaknya dari reruntuhan. Warga butuh waktu satu jam untuk mengevakuasi ibu dan bayinya itu. “Alhamdulillah, selamat,” kata Samali. Sunenti mengatakan, dia hanya bisa berdoa dan selawat sambil memeluk bayinya selama delapan jam itu. “Saya sudah meminta pertolongan tapi mungkin tak terdengar keluar. Saya cuma bisa berdoa dan berselawat,” ujarnya.

    Jumani, ponakan korban, mengatakan, saat dievakuasi dari reruntuhan, Sunenti dan bayinya bermandikan lumpur. Keduanya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bob Bazar di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Mereka kini menginap sebuah gubuk milik warga. Sunenti rawat jalan. Dia masih kesulitan jalan. (fokuskriminal)

  • Polda Banten, Lakukan Kegiatan Pendampingan Psyologi Korban Tsunami

    Polda Banten, Lakukan Kegiatan Pendampingan Psyologi Korban Tsunami

    Pandeglang (SL) – Karo Sdm Polda Banten, Kombes Langgeng Purnomo, Sik, bersama Tim Biro Psycologi Mabes Polri, didampingi oleh Kabid Humas Polda Banten, AKBP Edy Sumardi. P, Sik, pada Kamis, 27 Desember 2018, pukul 10.00 WIB, melaksanakan kegiatan pendampingan psycologi atau trauma healing, kepada warga masyarakat Kec. Carita yang sedang berada di lokasi pengungsian di posko Perhutani di Desa Sukarame Kec. Carita.

    Kegiatan trauma healing ini, yang dilakukan oleh Polda Banten bertujuan untuk memberikan pendampingan psycologi kepada masyarakat di pengungsian yang terdiri dari nenek nenek, ibu-ibu, bapak, anak anak dan bayi, yang kondisinya sangat memprihatinkan.

    Karo SDM Polda Banten, Kombes Pol Langgeng Purnomo, Sik menyatakan rasa iba dan prihatinnya atas musibah yang menimpa masyarakat di wilayah Pandeglang Banten. “Kami akan selalu hadir memberikan edukasi, memberikan motivasi kepada masyarakat pengungsi agar dapat sabar dan terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT”, ujarnya.

    Kegiatan pendampingan Psycologi ini, melibatkan polwan-polwan dari Dit Samapta Polda Banten, Polwan Biro SDM, Kabag Psy dan Ahli Psycologi dari Tim Psycologi Biro SDM Mabes Polri. Kegiatan dilakukan dengan cara, memberikan motivasi kepada anak anak, ibu-ibu, juga memberikan tausiyah keagamaan agar para pengungsi senantiasa diberikan ketabahan dan kuat menghadapi cobaan ini, serta Tim SDM Polda Banten juga memberikan bantuan makanan kepada warga di lokasi pengungsian. (rls/BidHms)

  • Kontainer Pendingin untuk Jenazah Didatangkan ke Pandeglang

    Kontainer Pendingin untuk Jenazah Didatangkan ke Pandeglang

    Jakarta (SL) – Hingga hari keempat pasca bencana Tsunami Selat Sunda, jumlah korban terus bertambah. Menurut data BNPB, pada hari Selasa sore pukul 17.00, korban meninggal dunia telah mencapai 409 jiwa. Sebanyak 299 korban ditemukan di wilayah Banten dan sisanya 110 jiwa di Provinsi Lampung.

    Menurut dr. Achmad Yurianto, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, setiap jenazah yang masuk ke rumah sakit akan diidentifikasi terlebih dahulu oleh Tim DVI Polri. Setelah teridentifikasi, jenazah dapat diserahkan ke keluarga korban. Namun proses identifikasi membutuhkan waktu dan belum tentu jenazah langsung diambil oleh keluarga. Dampaknya dapat terjadi penumpukan jenazah di rumah sakit. Padahal, rumah sakit daerah yang saat ini menampung jenazah korban Tsunami belum memiliki alat pendingin jenazah yang memadai.

    Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK, Sonny Harry B Harmadi menjelaskan bahwa pemerintah akan selalu memastikan penanganan korban dampak bencana dapat berjalan dengan baik. “Ibu Menko minta agar penanganan seluruh korban dampak bencana, termasuk jenazah, harus sebaik mungkin”, jelas Sonny.

    Merespons keterbatasan alat pendingin untuk jenazah di RSUD Berkah Pandeglang dan terus bertambahnya jumlah korban yang ditemukan, Kementerian Kesehatan hari Senin sore telah mengirimkan 1 unit kontainer pendingin untuk jenazah. “Memperhatikan kebutuhan yang ada, kami kemarin siang berkoordinasi dengan Tim DVI Polri, mengirimkan kontainer pendingin untuk jenazah dari Jakarta ke Pandeglang. Namun perlu dipahami bahwa pengangkutan kontainer membutuhkan proses karena diangkut dengan truk trailer,” terang Ahmad Yurianto.

    Menanggapi respons Kemenkes, Sonny mengapresiasi langkah tersebut. “Tapi saya juga sampaikan ke Kemenkes, kontainer yang tersedia harus dapat menampung kebutuhan. Saat mendampingi kunjungan Ibu Menko ke Lampung Selatan, beliau instruksikan saya agar cek kondisi di lapangan. Jika belum dapat menampung tambahan jenazah, agar Kemenkes segera menambah kontainer pendingin jenazah,” jelas Sonny.

    Pihak Kemenkes sendiri sudah siap untuk segera mengirimkan kembali kontainer dimaksud jika kebutuhannya lebih besar dari kapasitas saat ini. “1 unit kontainer yang ada dapat menampung 50 jenazah. Hingga sore tadi tersisa 20 jenazah yang sudah teridentifikasi namun belum diambil keluarga. Kami akan cek segera tambahan jenazah malam ini, jika melampaui kapasitas 50 jenazah, kami akan segera koordinasi dengan Kepala RSUD dan Tim DVI Polri untuk memesan kontainer pendingin tambahan,” tutup Yuri.

    Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (red)

  • 1645 Warga Pulau Sebuku Dievakuasi Tim Sar Ke Pelabuhan Bakauheni

    1645 Warga Pulau Sebuku Dievakuasi Tim Sar Ke Pelabuhan Bakauheni

    Lampung Selatan (SL) – Sekitar 1.645 warga yang tinggal di Pulau Sebuku dievakuasi oleh Tim Sar gabungan ke pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan, namun saat ini masih ada warga Pulau Sebuku yang enggan dievakuasi dan masih berada di perbukitan, Rabu (26/12).

    Hal tersebut terungkap saat Pakis Rescue Team Fakultas Kedokteran Unila yang tergabung dengan Tim Relawan Komunitas Shodaqoh Menuju Taqwa Allah (METAL), Jangkar Pustaka, Nelayan Pustaka, dan Ikam Jabung Sai serta Komunitas Mutiara Independent Lampung (KOMIL) bertolak ke Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku untuk distribusikan logistik dan bantuan medis kepada para korban tsunami.

    Kedatangan tim relawan tersebut mendapati sekitar 1.200 pengungsi yang akan di angkut ke pengungsian Bakauheni, disitu banyak yang belum mendapatkan tindakan medis serta belum mendapatkan logistik yang mencukupi.

    Ghalib Abdul Nasser relawan Pakis Rescue Team Fakultas Kedokteran Unila mengatakan kepada media bahwa Pakis unila sudah tiga hari ikut dalam proses evakuasi serta memberi bantuan medis korban terdampak tsunami di Lampung. “Ini hari ketiga tim relawan ikut membantu mulai dari Way muli, Kunjir, Hingga ke Minang Rua dan hari ini kami bertolak ke pulau Sebesi dan sebuku untuk melanjutkan jadwal agend kami”, kata Ghalib.

    Ghalib juga menambahkan bahkan sejak tadi malam sudah stay di kapal Jembio dan hari ini bersama relawan lain di alihkan ke kapal Trisula, dimana tim difasilitasi tempat untuk pengobatan serta alat medis lainnya. Sementara itu, Yus Anwar dari Komunitas METAL mengatakan bahwa proses evakuasi warga Pulau Sebesi ke Dermaga ASDP Bakauheni Lampung Selatan berjalan lancar menggunakan kapal Jatra III, KMP Sabuk Nusantara, KPLP Trisula. “Terimakasih kami ucapkan untuk ASDP, TNI, POLRI, KSOP, BASARNAS dan dinas terkait yg telah membantu proses evakuasi, kurang lebih jumlah sementara yang dievakuasi 1.645 orang warga Pulau Sebuku”, kata Yus Anwar.

    Selanjutnya yang membuat prihatin, menurut Aldi Dari KOMIL, mengatakan bahwa masih ada warga yang bertahan di Pulau Sebuku dan enggan untuk dievakuasi. “Sisa korban yang masih ada di pulau Sebuku kurang lebih 100 orang diantaranya dalam kondisi sakit 6 orang, mereka enggan di evakuasi dari keberadaannya di atas bukit dikarenakan trauma dan takut ombak akan kembali datang”, kata Aldi. (red)

  • Ratusan Korban Tsunami Selat Sunda di Pulau Sebesi dan Sebuku Dievakuasi ke Lapangan Tenis Kalianda

    Ratusan Korban Tsunami Selat Sunda di Pulau Sebesi dan Sebuku Dievakuasi ke Lapangan Tenis Kalianda

    Lampung Selatan (SL) – Bencana tsunami selat sunda yang menerjang pesisir Lampung dan Banten (22/12) kemarin, Banyak merenggut korban jiwa dan menimbulkan kerusakan rumah dan insfrastruktur lainnya.

    Sebanyak 174 orang warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku di gugusan kepulauan di Selat Sunda yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau, telah dievakuasi. Plt. Bupati Lampung Selatan (Lamsel) Nanang Ermanto didampingi Sekretaris Daerah Ir. Fredy SM, MM, mengunjungi posko pengungsian warga dari Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku di Tenis Indoor Kalianda, Selasa sore,25/12/18.

    Dari pantauan dilokasi sebanyak 174 warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku sudah dievakuasi ke pos pengungsian yang berada di Lapangan Tenis Indoor Kalianda, Lampung Selatan. Perincian proses evakuasi itu, tahap I sebanyak 59 orang (dari Pulau Sebesi), tahap II sebanyak 47 orang (Pulau Sebuku), dan tahap III sebanyak 68 orang (Pulau Sebesi). Sebagian warga yang sudah dievakuasi, memilih untuk mengungsi di rumah keluarganya yang ada di seputaran Kalianda.

    Dalam kunjungannya Nanang meminta kepada warganya untuk bersabar dan tabah atas musibah yang dialami. “Sabar ia pak ibu pokoknya semua urusan kesehatan, pengobatan, dan makan tidak usah dipikirkan,nanti kita yang nanggung,dan untuk rumah yang rusak juga nanti ada bantuannya. Termasuk yang meninggal juga kita beri santunan,”kata Nanang kepada warga pungungsi. (metropolis)

  • Data Terbaru 429 Orang Tewas, 154 Orang Hilang Pada Tsunami Selat Sunda

    Data Terbaru 429 Orang Tewas, 154 Orang Hilang Pada Tsunami Selat Sunda

    Jakarta (SL) – Jumlah korban tsunami Selat Sunda terus bertambah. Siang ini, korban tewas sudah mencapai angka lebih dari 400 orang. “429 orang meninggal, 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang, 16.082 orang mengungsi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan, Selasa (25/12/2018).

    Data kerugian materiil terkait tsunami Selat Sunda juga terus bertambah. Ada 882 rumah yang rusak, 73 penginapan rusak dan 60 warung rusak. “434 perahu dan kapal rusak, 24 kendaraan roda 4 rusak, 41 kendaraan ruda 2 rusak, 1 dermaga rusak, dan 1 shelter rusak,” sambung Sutopo.

    Sutopo menyebut daerah yang paling parah terdampak tsunami Selat Sunda ialah Kabupaten Pandeglang. “Tercatat 290 orang meninggal dunia, 1.143 luka-luka, 77 orang hilang, 14.395 orang mengungsi,” katanya. (detik)